DIABETES MELLITUS
Oleh: Drh S.
Dharmojono
BAB. I PENDAHULUAN
1.
Apakah Diabetes Mellitus (DM) itu ?
DM adalah
suatu kelainan dimana kadar glukosa didalam peredaran darah meningkat melebihi
kisaran standard. Ternyata DM merupakan masalah kesehatan global, terjadi
dinegara, bangsa dimana saja. Diperkirakan 8% orang mengidap DM dan kondisi DM
makin meluas tidak saja globalisasi melainkan penderitanyapun sudah meliputi
kaum anak-muda-dewasa-lansia.
2. Timbulnya DM
Manusia
dan Hewan perlu makan. Didalam tubuh (alat pencernakan) makanan tsb akan
dicerna sampai menjadi bubur adonan terus menjadi molekul sampai dengan
partikel kecil glukosa supaya dapat diserap darah melalui pembuluh-pembuluh
kapiler didalam usus (halus) ditransport ke-sel2 atau disimpan didalam Hati
(Liver). Bahan makanan sumber glukosa berasal dari karbohidrat ini misalnya :
nasi, roti, ubi, kentang, bihun/mie, pasta, gula pasir/merah, madu, buah-2an
yang manis, dll.
Sumber
tenaga utama manusia/hewan adalah glukosa
tsb, tetapi glukosa untuk menjadi
tenaga (energy) diperlukan peran insulin,
yaitu hormone yang dihasilkan oleh sel-2
B Langerhans didalam pancreas.
Karena sesuatu hal hormone insulin tsb tidak cukup diproduksi sehingga kadar
glukosa didalam darah kurang dipecah alias kadar glukosa didalam darah tinggi.
Inilah sebabnya pengukuran kadar glukosa didalam darah, pemeriksaan kadar
insulin menjadi parameter untuk diagnosis DM
Atas dasar uraian diatas menghadapi DM, upaya secara umumnya adalah:
·
Mengurangi asupan makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak tinggi
·
Melakukan olah raga, agar glukosa dalam darah
diubah menjadi energy
·
Minum obat2an yang efeknya mengurangi penyerapan
(absorpsi) glukosa, atau yang membantu efektivitas insulin
3. Siapa
beresiko mengidap DM ?
·
Tentu saja mereka yang membawa “bakat” DM, yaitu
keturunan dari salah satu atau kedua ortu yang pengidap DM. Oleh karena itu
kenalilah ortu apakah mereka mengidap DM.
·
Disamping itu mereka yang mempunyai bentuk tubuh
gemuk (endomorph), atau mereka yang berat badannya berlebihan
(obesitas). Data menunjukan bahwa para obesitas 80% menderita
DM.
·
Dikatakan obesitas apabila masa tubuh >25
kg/m kwadrat. Cara menghitungnya adalah sbb:
Berat Badan
(dalam kg) dibagi tinggi badan kwadrat (dalam m)
·
Sudah berusia >40 th
·
Sebahagian wanita yang sedang hamil menghidap DM
sementara, karena setelah melahirkan kadar glukosa darah kembali normal. Tetapi
wanita golongan ini juga nanti bila berusia > 40 th lebih beresiko mengidap
DM
4. Type DM
DM type-1, belum diketahui benar mengapa pertahanan tubuh
justru melawan bahkan menghancurkan sendiri sel2 B-Langerhan penghasil insulin. Dengan hancurnya sel produsen
insulin dengan sendirinya produksi insulin menurun, karena itu tidak ada jalan
lain menghadapi DM type-1 ini dengan memberikan suntikan insulin pada penderita,
itulah sebabnya DM type ini disebut pula “Insulin Dependent DM”. Proses DM
type-1 ini umumnya cepat dan terjadi pada usia muda.
DM type-2, pada type ini Pancreas cukup menghasilkan insulin atau
insulin yang dihasilkan tidak cukup berfungsi baik, hal demikian disebut
“insulin resistensi”. Juga disebut “Non insulin Dependent DM”. Type-2
ini umumnya berjalan lamban. Mulanya pancreas akan mengimbangi produksi
insulin, tetapi kelamaan pancreas “capai”, pada suatu saat insulin tidak mampu
mengimbangi kebutuhan lagi yang berakibat kepada meningkatnya kadar glukosa
dalam darah. Yang memperberat terjadinya DM type-2 ini adalah : factor
keturunan, obesitas, perilaku hidup yang kurang bergerak serta nutrisi yang
ketinggian kadar glukosa dan lemaknya. Menghadapi DM type-2 ini mau tidak mau
harus : mengatur diet, berolah raga dan minum obat anti DM (lihat obat anti DM).
Ketiga jurus ini dapat dikatakan “axioma”
dalam melawan DM
5. Gejala-gejala
DM
DM type-2 berjalan lambat, bahkan penderita tidak
menyadarinya karena berjalannya usia (lansia). Sedangkan DM type-1 prosesnya
cepat dan gejala lebih jelas
Gejala-gejala DM a.l. adalah sbb:
·
Sering buang air
kecil termasuk dimalam hari
·
Merasa haus,
ingin minum minuman yang manis
·
Berat badan
menurun perlahan2
·
Merasa ruam dan
gatal dikulit terutama daerah yang lembab mis: ketiak, selangkangan, vagina,
dll
·
Rasa baal anggota
tubuh
·
Luka yang
lambat/sulit sembuh
BAB. II.
DIAGNOSIS DM
Apabila anda
merasa ada gejala2 yang diutarakan diatas (Bab-I. 5), segeralah anda lengkapi
dengan pemeriksaan hematologi untuk DM ke laboratorium yang terpercaya item
sbb:
· Glukosa puasa,
yaitu kadar glukosa darah yang diambil pagi hari dengan syarat sejak makan
malam sampai pukul 22.00 semalam anda tidak menerima masukan apapun kecuali air
putih. Setelah diambil sample darah boleh makan dan minum, kemudian 2 jam
setelahnya diambil lagi sample darah dan akan didapatkan,
·
Glukosa darah 2 jam pp
· Pemeriksaan Kimia
HbA1c , is a sign of chronic, longstanding hyper glycemia, usually in diabetic
subjects, in whom some authors consider the amount of hemoglobin A1c a good
measure of the average state of glucose control being achieved by a diabetic
patient
· Apabila tekanan
darah anda tinggi (> 140/90 mmHg), lengkapi lagi dengan pemeriksaan Lemak
darah sbb: Kholesterol total, cholesterol LDL direk, cholesterol HDL dan
Trigliserida
Sebagai
misal, apabila didapatkan hasil laboratorium sbb:
Macam pemeriksaan
Hasil Nilai
Rujukan Satuan
Glukosa
puasa 327* < 100 mg/dl
Glukosa 2
jam pp 437* < 140 mg/dl
HB1Ac 11,9* 6,5 %
Kholesterol
total 187 < 200 mg/dl
Kholesterol
LDL, direk 139* < 100 mg/dl
Kholesterol
HDL 37 >=40 mg/dl
Trigliserida 89 < 150 mg/dl
Dari gejala
(Bab-I, 5) dan hasil laboratorium (Bab-II), dapat dipastikan, bahwa ybs
mengidap DM disertai Hiper kholesterolaemia dan tekanan darah tinggi (mild hypertension), sehingga Dokter
akan memberikan obat untuk DM dan untuk hiper kholesterolamia dan tekanan darah
tinggi
BAB-III. BILA
DM TIDAK DIRAWAT DENGAN BAIK
DM yang kurang/tidak dirawat dengan benar, berangsur
akan menderita komplikasi yang melibatkan fungsi organ lain terutama Jantung (Kardio
vaskuler) yang dimulai dengan meningkatnya kadar cholesterol dan tekanan darah.
Jadi mengkontrol DM sekaligus harus mengkontrol kadar cholesterol dalam darah
dan tekanan darah. Komplikasi lainnya adalah:
· Penyakit Jantung
(Kardiovaskuler), penderita DM mempunyai resiko 3-5 kali lebih besar mengalami penyakit jantung (infark) dan stroke
· Darah yang mengandung
kadar glukosa dan cholesterol tinggi akan membebani fungsi ginjal sebagai organ
penyaring lewat nephron2. DM dengan kerusakan ginjal dikenal sebagai Diabetes Nephropati
· DM juga akan
merusak syaraf retina (mata), dapat menyebabkan kebutaan. DM seperti ini
dikenal sebagai Diabetes Retinopati
·
DM merusak
jaringan syaraf, karena itu penderita merasa kebas ditangan dan kaki, kurang
rasa. Bila tidak dirawat gampang luka dan sulit sembuh. Luka seperti ini
disebut dekubitus dan DM seperti ini dikenal sebagai Diabetus Neuropati
· DM juga
menyebabkan aliran darah ketepi (kulit) berkurang sehingga kulit menjadi kering
dan keriput. Penderita kelihatan lebih tua dari usia sebenarnya. DM ini dikenal
sebagai Diabetus Dermatopati
BAB. IV. SASARAN
DARI PERAWATAN DM
1.
Penderita DM Orang dewasa
Pada usia dewasa sampai dengan lansia nanti
bagaimanapun sel-jaringan-organ akan mengalami degenerasi, artinya sel2 yang rusak tidak dapat lagi berregenerasi
melainkan diganti oleh tenunan pengikat saja. Proses degenerasi akan dialami
oleh siapa saja namun kapan terjadinya tergantung kepada cara-hidup masing2
individu, oleh karena itu perilaku hidup sehatlah yang menentukan kondisi orang
dewasa tetap sehat karena proses degenerasi dihambat.
2. Daftar angka
rujukan kondisi fisiologi
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan Keterangan
Hb 11.7
– 15.5 g/dl 0 dewasa
Hematokrit 35 – 47 % 0 dewasa
Erithrosit 3.8 – 5.2 10^6/ul 0 dewasa
MCV 80
– 100 tl dewasa
MCH 26
- 34 pg dewasa
MCHC 32 –
36 g/dl dewasa
Leukosit 3.6 –
11.0 10/ul dewasa
RDW 11.5
– 14.5 - -
Basofil 0 – 1 %
Eosinofil 2 – 4 %
Neutrofil
batang 3 – 5 %
Neutrofil
segment 50 – 70 %
Limfosit 25 – 40 %
Monosit 2 – 8 %
Trombosit 150 – 440 10 /ul dewasa
LED 1
jam (DR) 0 – 30 mm 0 > 50
th
Retikulosit 0.50 – 1.50 %
GOT <
27 u/l 0 dewasa
GPT <
34
Glukosa
puasa 80 – 100 ug/dl 80 – 125 baik
126 buruk
Glukosa 2 jam pp 80 – 144 ug/dl 80 – 144 baik
>180 buruk
HbA1c 6.5 %
Kholesterol total < 200 mg/dl
Kholesterol LDL
direct < 100 mg/dl
Kholesterol HDL > 40 mg/dl
Trigeserida < 150 mg/dl
Urea N 6
– 20 mg/dl
Creatinin 05 – 09 mg/dl 0 dewasa
Asam Urat < 5.7 mg/dl 0 dewasa
3.
Menghadapi Event-event khusus
Bangsa
Indonesia kaya akan religi dan budaya. Banyak sekali event-2 yang disertai
dengan ritual dan umumnya dengan makanan. Event tsb antara lain adalah:
3.1.
Berpuasa Ramadhan
Walaupun dalam bulan Ramadhan, pengidap DM
boleh saja berpuasa asalkan glukosa darah tetap terkontrol. Sebaiknya mencoba
dahulu selama beberapa hari berpuasa sebelum mulai puasa ramadhan yang
sesungguhnya yang sebulan lamanya. Lakukan beberapa hari puasa sunnah dan
control kadar glukosa darah kemudian sesuaikan dosis obat anti DM nya.
Seyogyanya anda konsultasi kepada Dr anda.
3.2.
Hari Raya Haji
Selama hari raya haji boleh ambil 2-3 biji biscuit.
Makanan ketupat/lontong yang biasanya dihidangkan mengandung karbohidrat
(sumber glukosa) lebih tinggi karena biasanya ditambah santan, jadi ambil ala
kadarnya ( 3-5 irisan) saja. Kue2 tradisional umumnya mengandung kadar glukosa
tinggi semisal: kolak, dawet, nagasari, kue bugis, klepon, pastel, dodol, dll
ambil sebiji saja dari salah satu jenis makanan tsb (bukan sebiji dari setiap
jenis makanan lho). Hindari minuman ber-gas seperti cocacola, fanta, sprite dan
semacamnya melainkan air-putih tawar saja. Bolehlah anda minum jus buah segar
dari pada jus yang diproses. Juga batasi dengan makanan yang mengandung
karbohidrat, kacang2an (lemak) dan garam, ambil sedikit sekedar mencicipi saja.
3.3.
Hari Natal & Tahun Baru
Demikian pula pada perayaan Natal dan Tahun
Baru akan dihidangkan kue dan makanan yang tinggi kadar glukosa, lemak dan
garam semisal taart, bolu, trasikan, moci, kue-kacang, dll,jadi ambil sekedar
mencicipi sajalah. Hindari minuman beralkohol karena alcohol meningkatkan
penyerapan glukosa didalam organ hati. Ingat juga bahwa obat2 anti DM juga
dihambat efeknya oleh alcohol
Pada pesta hari2 raya seyogyanya pengecekan
kadar glukosa dibuat lebih sering untuk mengetatkan pemantauan kadar glukosa
dan cholesterol dalam darah.
4.
Dalam Perjalanan
Bila anda akan/sedang melakukan perjalanan
mungkin sekali akan berubah jadwal aktivitas anda termasuk makan/minum.
Meskipun di Indonesia belum membudi daya, maka disarankan anda ikut serta
sebagai anggota “Kelompok Penderita DM” untuk saling bertukar fikiran. Perlu
disosialisasikan anjuran bagi pengidap DM dalam perjalanan sebagai tourist,
menghadiri kongres/seminar, lokakarya, dsb akan hal2 berikut:
·
Siapkan dalam saku anda bahwa anda adalah
pengidap DM, obat2 DM dan jadwal nya yang
anda sedang minum. Cantumkan hotel/tempat dimana anda menginap dan nomor telpon
yang perlu dihubungi bila terjadi
sesuatu kedaruratan.
·
Bila melakukan perjalanan jangan lupa bawa obat2
anti DM (sebagai persediaan/cadangan agak berlebih) yang biasa anda minum,
karena dalam perjalanan mungkin saja anda kehabisan/kehilangan obat sedangkan anda
tidak tahu dimana (apotek) anda dapat membeli.
·
Pisahkan persediaan bawaan obat anda dibeberapa
tempat (mis: didalam tas jinjingan, koper, dompet, dll) dengan maksud bila
hilang yang satu anda masih punya cadangan ditempat yang lain.
·
Bila perjalanan anda menggunakan pesawat terbang
bawa obat DM (teutama bila insulin) jangan dikoper begasi melainkan dalam tas
jinjingan, karena obat DM (teutama insulin) rawan terhadap perubahan suhu
tempat menyimpan
·
Beberapa airline yang bergensi, pramugari
menyiapkan makanan/snack bagi khusus pengidap DM, beritahukan kepada pramugari
(steward/dess)
·
Seyogyanya anda membawa/mempunyai alat pengcek
glukosa darah (accu-chek, tensi meter), bila anda merasa tidak nyaman, bolehlah
anda check kadar glukosa, cholesterol
dan tekanan darah anda
5. Penyakit Lainnya
dan Pengidap DM
Mungkin
saja sebagai Pengidap DM suatu kali terkena penyakit lainnya semisal Influensa,
typhus, diare, dll . Yang anda dapat lakukan adalah:
·
Jangan menghentikan minum obat2 DM atau insulin
dan jangan kekurangan cairan tubuh, artinya anda banyak minum air-putih, teh
tawar dan semacamnya. Bolehlah minum jus buah-segar tanpa imbuhan apapun
·
Lakukan check kadar glukosa darah lebih sering,
kalau perlu bahkan sampai 4 kali dalam 24 jam (jadi setiap 6 jam)
·
Uji/periksa urine lebih baik lagi untuk mencheck
kadar keton, apalagi bila disertai muntah2, diare, sangat mengantuk, dll . Konsultasikan kepada Dr anda.
6.
Kehamilan
Bagi pengidap DM wanita muda yang masih
menginginkan keturunan, kemestian melakukan check kadar glukosa teratur sebelum
merencanakan kehamilan untuk menghindarkan kecacatan bayi dan ibunya selama
kehamilan sampai dengan saat melahirkan nanti. Kalau perlu pengcheckan glukosa
darah dilakukan setiap 6 jam, ini diperlukan untuk memantau kadar HbAIc agar tetap < 6.7%
BAB-V OBAT-OBAT POKOK ANTI DM DAN CARA KERJANYA
1. GLUCOPHAGE
Content: Metformin.
Mechanism of action : The exact mechanism of action of
Metformin is unclear but it appears to reduce glucose absorption from the
Gastro intestinal (GI) tractus, reduce gluconeogenesis and enhance insulin
sensitivity by increasing peripheral glucose uptake and utilization.
Absorption: slow and incomplete from the GI tractus (oral), reduced if taken with
food.
Distribution: Protein binding, negligible
Excretion: Urine (as unchanged drug).
2.
AMARYL
Content : glymepiride
Mechanism of action: stimulate the insulin release from functioning
pancreatic B-cells and inhibits gluconeogenesis at hepatic cells. It also
increase insulin sensitivity at
peripheral target sites
Onset: peak effect 2-3 hari
Duration: 24 hour
Absorption: completely, absopt from the GI tractus after oral administration
Distribution: highly protein bound
Metabolism: metabolized hepatically to main metabolites.
Excretion: 60% excreted in urine and 40% in faeces (as metabiltes), about 9 hour
(elimination half-life)
3.
DAONIL
Content: gliben clamide
Mechanism of action:
exerts pancreatic and extra-pancreatic actions. It stimulates an
increase in insulin release by the pancreatic B-cells. It may also reduce
hepatic gluconeogenesis and glycogenolysis.
Increase glucose uptake in the liver and utilization in the skeletales
Absorption: Readily absorbed from the GI tractus
(oral), peak plasma concentrations after 2-4 hr
Distribution: Protein binding extensive
Metabolism: Hepatic, converted to very
weakly active metabolite
Excretion: Urine (50%), faeces (50%)
4. INSULIN
Mechanism of action:
Mechanism of action:
1.
Allows
the entry of glucose into many cells such as skeletal and cardiac muscle and
adipocytes
2.
Acts
in the liver to promote glycogen formation and inhibit gluconeogenesis.
3.
Acts
on adipose cells to inhibit lipolysis
4.
Insulin
given with dextrose acutely and transiently lowers serum potassium because
potassium is co-transported into cells with glucose
BAB-VI DM DAN
KOMPLIKASI2 NYA
1.
DM DAN PENYAKIT JANTUNG
DM menyebabkan resiko menderita juga Penyakit
Jantung, stroke dan tekanan darah tinggi,
bahkan pengidap DM dikalangan wanita lebih sering mengalami serangan tsb.
Waspadalah kalangan muda, karena pengidap DM serta komplikasinya adakalanya
sudah mulai pada usia muda namun tidak disadarinya. Usia muda dapat mengidap DM
baik type-1 maupun DM type-2. DM type-1 disebabkan oleh sistem imun yang tak
terkendali karena system imum tubuh sendiri yang merusak produser insulin yaitu
sel2 Beta-Langerhans di Pancreas.
DM type-2 banyak diderita kalangan lansia karena factor
degenerasi sel2 organ.
Proses komplikasi Penyakit Jantung pada pengidap DM, adalah sbb:
·
Pengidap DM mempunyai kecenderungan kerusakan
pada system pembuluh darah, karena
kadar glukosa yang tinggi menyebabkan darah kental (apalagi yang juga
cholesterol tinggi dan perokok)
sehingga sirkulasi darah menjadi lambat. Karena peredaran darah adalah tanggung
jawabnya Jantung, maka Jantunglah yang pertama kali menderita. Kelainan2 dalam
system kardiovaskuler ini umumnya didahului oleh terjadinya ateriosklerosis, mikroangiopati dan
endothelial arteriol. Pembuluh darah yang terlibat bisa pembuluh darah
besar maupun yang kecil (kapiler), prosesnya dapat berjalan sbb:
·
Pembuluh darah Koroner, ini umumnya penyebab
serangan jantung yang utama penyebab kematian dikalangan pengidap DM apalagi
yang perokok. Pengidap DM pada wanita yang juga minum obat kontrasepsi hormonal harus lebih waspada karena terjadi
peningkatan metabolism yang luar biasa.
·
Tekanan darah tinggi berperan signifikan pada
penyakit kardiovaskuler, terutama dikalangan pengidap DM.
·
Pengidap DM juga sering mengalami infark myocardium (sebagian otot
Jantung tidak menerima suplai darah, alias oksigen, nutrisi, dll)
·
Komplikasi juga bisa terjadi yang dikenal
sebagai neuropati autonomic/peripheral atau disebut juga disfungsi autonomik, yaitu “penumpulan syaraf pinggir” sehingga
menyebabkan rasa kebas, diare, muntah2 dll. Ciri2 disfungsi autonomic lainnya
adalah detak-jantung 100/menit dan penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 30
mmHg. Penderita DM dengan komplikasi semacam ini dapat meninggal dengan tiba2.
·
Akibat penyakit Jantung Koroner akan menyebabkan
Kegagalan Jantung Kongestif karena
makin lemahnya otot Jantung
GEJALA-2
PENYAKIT JANTUNG KARENA DM
Berikut adalah gejala2 penyakit Jantung
yang paling umum meskipun tergantung kepada kondisi masing2 pengidap, sbb:
·
Sakit dada
·
Sesak nafas
·
Detak Jantung tidak berirama (arythmiasis)
·
Bengkak (oedema) ditungkai kaki
Seyogyanyalah segera berkonsultasi kepada Cardiolog
untuk kepastian diagnosisnya
Inilah upaya-2 merawat DM dengan komplikasi
Penyakit Jantung berdasarkan kondisi dan proses sbb tergantung kepada :
·
Usia, kondisi
umum (status nutrisi, perilaku sehat, dll)
·
Tahapan penyakit Jantung tsb (lama, baru,
derajadnya, dsb)
·
Perilaku anda sendiri terhadap penyakit yang
dideritanya (stress, khawatir, takut, dsb)
·
Tingkat pendidikan dan pengetahuan penderita,
sehingga bagaimana menyikapi kondisi dirinya sendiri , makin wajar dan santai makin
baik. Menyikapi kondisi ini idealnya sbb:
Sering
konsultasi ke Dr, anda akan diperiksa secara keseluruhan terhadap fungsi
Jantung (EKG, echo, tredmil, dsb). Memonitor kadar cholesterol, tekanan darah,
denyutan arteri di kaki, berat badan, nutrisi sehari2, senam yang sesuai, tidak
merokok dan minuman beralkohol
2. DM DAN
PENYAKIT GINJAL
Ginjal
adalah salah satu organ yang “dalam bahaya” pada pengidap DM, karena proses
lanjut dari Diabetus Nephropati,
apalagi bila DM nya tidak dirawat dengan benar. Pengidap DM yang disertai
Tekanan Darah Tinggi dan ada factor keturunan makin beresiko mengalami gagal
ginjal. Hal ini terjadi bila DM tidak dikontrol dengan baik padahal darah
kental oleh DM, cholesterol, tekanan darah tinggi, membuat kerja nephron (unit penyaring urine didalam
ginjal) akan kerja keras dan akhirnya rusak. Nephron yang rusak tentu saja
gagal fungsinya sebagai penyaring yang akhirnya sejumlah protein (yang disebut
mikroalbumin) bocor. Adanya mikroalbumin dapat dipantau melalui pemeriksaan lengkap
urine. Penyakit dimana kadar
mikroalbumin tinggi disebut mikroalbuminurea.
Tidak ada jalan lain adanya kegagalan fungsi para nephron ini terpaksa digantikan
oleh mesin – itulah yang disebut cuci darah atau hemodialisis.
Untuk
mengetahui proses gagalnya para nephron tsb, dipatau melalui pemeriksaan
haemoglobin glikat atau dikenal dengan HbAic.
Yang baik angka HbAic adalah < 6.5 %.
3. DM DAN
PENYAKIT MATA
Komplikasi
yang menyertai DM lainnya adalah syaraf
retina (mata). Mulanya DM merusak pembuluh darah dimanapun termasuk yang
diretina, kemudian merembet kesyaraf retina. Padahal retina adalah jaringan
yang menerima “gambar” ketika kita melihat. Kalau darah (karena pembuluh darah
rusak) dan syaraf disitu menjadi tumpul maka penglihatan juga akan menjadi kabur,
DM macam inilah yang disebut DM
retinopati. Pengidap DM juga mengalami proses katarak menjadi lebih awal. Kelainan mata lainnya yang mungkin
menyertai DM adalah glaucoma, yaitu
keadaan dimana tekanan intraokuler (didalam bola mata) meningkat. Pada ibu yang
sedang hamil, padahal ia juga pengidap DM, maka proses DM retinopati akan lebih
cepat terjadi, oleh karena itu ibu hamil dengan DM dinasehatkan memeriksakan
kondisi mata terutama pada trimester pertama kehamilannya.
Ada 2
jenis DM retinopati sbb:
·
DM retinopati yang berproses lambat dikenal
sebagai NPDR (Nonproliferative Diabetic Retinopathy)
Ini
merupakan tingkat awal DM retinopati. Karena kebocoran pembuluh darah maka
kawasan itu mengalami oedema. Bila disertai tinggi cholesterol, lemak, dll maka
zat2 tsb terdeposit didaerah tsb menyebabkan retinopati
lebih parah.
Oedema
yang timbul itu akan menyebabkan oedema
macular. Peristiwa inilah yang
mengakibatkan kurang daya-lihatnya sampai kepada kebutaan. Ada pula kalanya
terjadi pembendungan didaerah retina sehingga bagian hilirnya kekurangan suplai
darah. Inilah yang dikenal sebagai Iskemia
Makular, akibatnya sama yaitu kekaburan sampai kepada kebutaan.
·
DM retinopati yang berproses cepat dikenal
sebagai PDR (Proleferative Diabetic Retinopathy). Fenomena ini terjadi
karena meluasnya perdarahan sehingga menutupi pembuluh2 darah secara luas
akibatnya terjadi iskemia yang luas pula. Adakalanya kerusakan sel2 ditempat
tidak diganti sel2 baru melainkan ditumbuhi sel tenunan pengikat, sama saja
akibatnya kekaburan atau kebutaan.
·
Bergantung kepada ringan/parahnya kondisi
kelainan didalam mata bisa mengarah kepada Perdarahan Gelemaka, ablasio retina,
glaucoma neovaskular, kekaburan sementara, katarak, diplopia.
4.
DM DAN PENYAKIT SUSUNAN SYARAF
Syaraf Pusat terdiri dari otak (cranial) dan
batang otak yang kemudian bercabang2 keseluruh bagian tubuh. Ada 12 pasang
cabang besar syaraf keluar dari otak, karena itu disebut syaraf cranial. Syaraf
ini dari aspek fungsinya ada 2 golongan yaitu syaraf sensorik (rasa) dan syaraf
motorik (gerak). Jaringan syaraf adalah jaringan yang paling rendah
kemampuannya berregenerasi, itu sebabnya penyakit syaraf umumnya lama atau
bahkan tidak dapat dipulihkan. Penderita seperti ini dirujukkan kepada Dr
spesialis Rehabilisasi Medik. (Dr. Sp RM). Penderita penyakit syaraf bersiaplah
mental baik sipenderita atau keluarganya, karena tidak dapat disembuhkan
/dipulihkan kesemula. Kelainan syaraf akibat DM beraneka ragam, a.l. sbb:
·
Neuropati
periferi, dengan gejala rasa kebas /baal/kurang rasa (paraestesia) pada anggota tubuh. Disamping itu karena kurangnya
suplai darah (berarti oksigen, nutrisi, dll) maka apabila terjadi luka dibagian
tubuh tsb, sulit bahkan tidak dapat disembuhkan dan cenderung membusuk (luka
gangeren) yang kadang terpaksa diamputasi.
·
Neuropati
autonomik, yaitu kelainan dimana
syaraf autonomic menurun fungsinya
sehingga tidak mampu mengkontrol gerakan2 spontan (denyut jantung,
peristaltic usus, fungsi seksual,
tekanan darah, berkeringat, dll
·
Stroke, merupakan
resiko pengidap DM, baik yang ringan dan sementara (transient ischemic
attack). Ada pula stroke trombotik (gumpalan darah) sehingga menyumbat
fungsi organ tertentu. Mis: buta sebelah mata, kebas/kelemahan sebagian atau separuh tubuh, sulit berbicara,
kejang sampai koma
·
Koma, penderita
DM dapat mengalami koma secara tiba2, bahkan kematian mendadak, biasanya
penderita DM yang minum obat anti DM tanpa control kadar glukosa darah. Ketika
kadar glukosa darah dalam keadaan normal tetap minum obat DM akibatnya kadar
glukosa menurun drastic dan terjadilah syncope
atau koma
5. DM DAN KEMAMPUAN SEKSUAL
Daya
seksual berkaitan terutama dengan factor hormonal, DM dapat dikatakan kelainan hormonal yaitu defisiensi insulin,
jadi dapat dimengerti mengapa penderita DM mengalami juga gangguan libido seksualis atau lebih tepat
libido masih normal ada tetapi tidak mampu ereksi penis, yang terkenal dengan istilah disfungsi ereksi.
Didalam
tubuh terdapat kelenjar2 hormon
(endokrin) : Pineal, Pituitari, Paratiroid, Tiroid, Thymus, Adrenal, Pankreas,
Testis (laki) dan ovary (wanita).
Kelenjar2 endokrin tsb mengeluarkan hormone tertentu/khusus, yaitu bahan
biokimia yang keluar sebagai respon adanya sesuatu rangsangan. Hormon beredar
dalam system peredaran darah dan merupakan “anak kunci” untuk terjadinya
fenomena metabolic tertentu.
Setiap
kelenjar endokrin mengeluarkan satu atau lebih macam hormone tertentu, misalnya
Testikel menghasilkan hormon steroid testoteron, masuk kedalam
peredaran darah menyebabkan individu ybs terangsang sifat kelakiannya dan
libido seksualisnya. Pada wanita hormone yang mempengaruhi seksualitas adalah hormone estrogen
yang dihasilkan didalam ovary. Estrogen inilah yang mempengaruhi pertumbuhan
factor kewanitaan seperti payudara, punggung yang lembut, pelvis yang lebar dan
keinginan berhubungan seksual. Hormon2 tsb tidak bekerja sendiri2, melainkan
“berkonspirasi” satu dengan lainnya, misalnya: orgasme pada wanita adalah
pengaruh gabungan dari hormone estrogen-oksitosin.
Dengan
meningkatnya usia maka kelenjar yang berhubungan dengan seksualitas juga
menurun, contohnya hormone estrogen-progesteron berkurang/habis maka terjadi menopause yang juga mengurangi keinginan seksualitas.
Stress
(bukan karena DM saja) merangsang kelenjar anak ginjal (adrenal) mengeluarkan adrenalin. Hormon ini menyebabkan
peningkatan denyut jantung serta meningkatkan tekanan darah sehingga ada
pengeluaran keringat dingin. Adrenalin menyebabkan pengkerutan (vasa konstriksi)
pembuluh darah termasuk yang didalam testikel dan kavernosus penis sehingga gagal ereksi. Stress juga merangsang
kelenjar pituitary mengeluarkan hormone
endorphin (morphin endogen),
tetapi juga keluar hormone prolaktin
yang berkaitan dengan air susu. Endorphin bersama prolaktin ini menyebabkan
terhentinya hormone seksual, hormone LH
(Lutienizing hormone) ikut
menurun, padahal LH diperlukan untuk merangsang testikel menghasilkan
testoteron (atau progesterone dari ovary bagi wanita). Turunnya testoteron akan
mengurangi libido dan ereksi penis atau
mati pucuk (lihat gambar skema).
DM
yang kurang terkontrol menyebabkan stress
metabolik, meningkatkan kadar glukosa darah yang berakibat glukosa melekat
pada system syaraf serta pembuluh darah dan rusaklah jaringan syaraf dan
pembululuh darah ybs. Jika kerusakan syaraf terjadi pada testikel, maka tidak
mampu mengirim impuls ke otak, sehingga impuls syaraf yang menyebabkan
membesarnya penis gagal, inilah yang disebut disfungsi erektil. Libido tetap
ada tetapi tidak ditunjang oleh ereksi penis.
Ada
obat2an, golongan nitrit oksida
(misalnya Viagra atau Levithra), yang dapat me ningkatkan
impuls syaraf dan darah ke penis saja, sehingga dipakai untuk mengatasi
disfungsi erektil. Obat2 ini boleh dipakai oleh penderita DM yang tidak
mempunyai kelainan fungsi Jantung. Obat2an berbahan Nitrit Oksida ini tidak
berkhasiat bagi penderita DM yang berat dengan gejala2 kebas pada tangan dan
kaki, reflek2 yang sudah menurun, disertai tekanan darah rendah apalagi yang
telah melibatkan kemunduran fungsi ginjal yang dapat diketahui dari uji protein
dalam urine (protein positif).
Ada
obat untuk mengatasi disfungsi ereksi yang efeknya local, berbahan dasar Prostaglandin. Obat ini disuntikan intrakavernosus menjelang hubungan seksual.
Ada
upaya mengatasi disfungsi ereksi yang paling aman, karena dasarnya hanya mekanis,
yaitu dengan cincin pembendung yang dipasang pada pangkal penis. Tetapi cincin
ini hanya dapat dipakai bagi penis yang masih bisa ereksi meskipun tidak
terlalu kuat. Cincin ini akan membendung darah didalam jaringan kavernosus,
selesai hubungan cincin harus segera dilepas agar peredaran darah dalam penis
kembali lancar (lihat gambar)
6. DM DAN
ANGGOTA GERAK (TANGAN DAN KAKI)
Pengidap
DM (apalagi yang berat) akan mengalami gangguan peredaran darah dalam arteria
periferi (pembuluh darah pinggir/tepi)
didalam anggota tubuh (kaki dan tangan), sehingga bila ada luka2 akan lama
sembuhnya, bukan tidak mungkin malahan mati (nekrosis) sehingga harus
diamputasi.
Dari
statistic diketahui bahwa 25% penderita DM akan mengalami masalah baal (kurang
rasa) , teraba dingin, kurang sensitive pada pemanasan pada anggota tubuh
(tangan dan kaki). Pembuluh darah pada anggota tubuh juga menyempit sehingga
daerah disitu kekurangan darah alias kekurangnan nutrisi, oksigen, dll
Penebalan
epidermis kulit, yang disebut hyperkeratosis
sering terjadi pada penderita DM terutama dibagian tubuh yang sering tertekan.
Karena itu penderita DM bila tidur harus seringkali berganti posisi. Apabila
tidur dengan posisi yang tidak berubah maka hyperkeratosis tadi bisa berubah
menjadi ulcer (luka). Ulcer ini bila tidak dirawat akan menjadi gangrene (luka membusuk)
BAB-VII
DM DAN PENGATURAN MAKANAN
1. ISU MAKANAN
Makanan
adalah isu utama sehari2 bagi pengidap DM. Begitu mendengar Anda mengidap DM,
maka bertubi2lah nasehat datang dari sahabat, sdr, tetangga, dll mengenai
makanan, mana yang dilarang, mana yang boleh bahkan mana yang harus dimakan !.
Nasehat/saran seperi itu ada yang benar, tapi lebih banyak yang hanya mitos.
Menanggapi seperti itu, saringlah dengan logika, rasional dan mencari rujukan
penelitian ilmiah nya. Kalau mendengar “diet” kebanyakan terbayang “larangan
makan”, padahal sebenarnya adalah mengatur makanan yang imbang. Dalam
nutrisi/diet, sebenarnya kita tidak omong nasi, daging, wortel, ikan, dll,
melainkan: karbohidrat, lemak, protein,
mineral, vitamin, serat dan air.
Sekarang
sudah banyak profesi Ahli Gizi dan Dokter Spesialis Gizi, tentu kepada profesi
ini yang pertama mencari rujukan.
Salah
satu panduan menghadapi makanan sehari2 digambarkan dalam “Makanan Piramida” sbb,
artinya dari dasar kepuncak menunjukkan jenis sumber bahan makanan yang
dianjurkan dan berdasarkan jumlah (kwantitas) nya, sbb
Gula
Garam
Alkohol
Lemak/minyak
Ikan, susu dan
produknya, daging
Ayam (tak berkulit),
daging kurus, telur
Kacang2an
Sayur2an dan buah2an
Beras dan serelia
tumbuk
2. MENGHITUNG
BERAT BADAN
Dari
aspek kesehatan preventif, memonitor
Berat Badan (BB) sangat penting. Nyatanya orang obesitas (type
endomorph) lebih beresiko menderita DM. Jantung, Ginjal, rhematik, dll., karena
itu kontrollah BB anda. BB dihitung berdasarkan Body Mass Index (BMI),
beginilah cara menghitungnya
BMI = Berat Badan (kg) dibagi dengan Tinggi kwadrat
(m)
Intepretasinya
sbb:
Klasifikasi BMI (kg, m2)
Kurang
Badan Berat <
18.5
Normal 18.5
– 24.9
Berat
Badan lebih >
25.0
Batas
Obesitas 25.0
– 29.9
Obesitas I 30.0
- 34.9
Obesitas
II 35.0 – 39.9
Obesitas
III > 40.0
Contoh
menghitung:
Berat =
65 kg; tinggi 158 cm
BMI = 65
dibagi (1.58)2 = 26, maka termasuk
Berat Badan lebih
3. KONSUMSI KARBOHIDRAT
Karbohidrat
merupakan sumber utama tenaga (energy, kalori). Ada 2 kelompok sumber
Karbohidrat, yaitu, 1. Karbohidrat komplek (misal: nasi,
bakmi, roti, kacang2an, umbi2an, dll) 2.
Karbohidrat sederhana (madu, jam,
condense milk, gula pasir, gula merah, dll.
Kedua
sumber karbohidrat tsb didalam tubuh diubah menjadi glukosa. Dengan berbekal
Berat badan dan jenis aktivitas anda se-hari2, anda dapat berkonsultasi kepada
ahli Nutrisi atau Dr Sp.gizi berapa banyak karbohidrat yang patut dikonsumsi,
mintalah ukuran/satuan praktis (bukan ukuran akademis) agar mudah dipraktekan.
Sebenarnya didalam tubuh ada mekanisme kadar glukosa darah (ada maksimalnya)
dan minimalnya. Bagi penderita DM terutama yang menggunakan suntikan insulin, status kadar glukosa darah
harus dipantau dengan cermat, jangan sampai menyuntikkan insulin dalam keadaan
glukosa darah minimal.
Dianjurkan
kepada pengidap DM agar mempunyai alat untuk cek kadar glukosa sendiri. Alat
untuk ini banyak dipasaran a.l. :
Accu-Chek, agar pada waktu2 tertentu secara teratur dapat men-cek sendiri kadar
glukosa darahnya.
4. KONSUMSI
PROTEIN
Ingat
protein adalah bahan membangun sel/jaringan tubuh. Usia muda memerlukan lebih
banyak protein dari pada usia tua. Ada 2 sumber protein dalam makanan yaitu 1. Protein Hewani (daging, telur, susu,
ikan dll bahan berasal dari hewan) dan 2. Protein
Nabati (Kacang2an, sayuran, buah2an). Protein bukanlah sumber energy utama,
disinilah kesalah fahaman pengertian “diet imbang”. Banyak kalangan mengira
diet berarti mengurangi semua zat
nutrisi padahal kebutuhan Protein bagi penderta DM atau bukan memerlukan
Protein yang sama, yaitu 15-20% energy harus berasal dari protein (tentu saja
berdasarkan usia dan berat badan). Memang makanan tinggi protein (terutama)
bagi yang menderita gangguan fungsi ginjal akan merupakan kendala. Bagi
penderita gangguan fungsi ginjal pilihlah daging kurus (yang tidak mengandung
lemak dan kulit).
5. KONSUMSI
LEMAK (MINYAK)
Lemak
merupakan potensi sumber energy yang tinggi. Bagi penderta DM yang “merangkap”
pengidap tekanan darah tinggi, cholesterol dan trigleserida tinggi harus
mengurangi konsumsi lemak/minyak. Hindarkan minyak goreng non refined dan
minyak goreng bekas pakai (sudah berulang2 dipakai; bhs Jawa Jlantah). Terlalu
tinggi lemak meningkatkan resiko Jantung Koroner (pembuluh darah yang mensuplai
keperluan jantung) disamping menjadikan obesitas. Kondisi obesitas akan
membebani fungsi organ terutama Jantung, Paru dan Ginjal.
Lemak
menurut sumbernya juga ada : 1. Lemak
hewani (Mentega, kiju, cream, dll ) dan 2. Lemak nabati (sayur, margarine Palmboom, jagung, kedelai, dll). Menurut
aspek kimiawinya ada LDL dan HDL.
6.
Konsumsi Kholesterol
Kholesterol
itu lemak (seperti lilin) yang didapati dalam makanan2 tertentu berasal
dari hewan (daging, susu, telur, ikan). Bahan makanan berasal dari nabati tidak
mengandung cholesterol. Kebanyakan makanan yang mengandung kadar lemak tinggi
juga tinggi kadar cholesterolnya. Umumnya cholesterol ditakuti, padahal cholesterol
juga penting bagi tubuh terutama sebagai bahan dasar pembuatan hormone steroid dan dinding sel.
Sehari2 tubuh mendapatkan cholesterol dari
bahan makanan asal hewani dan disintesis sendiri didalam tubuh terutama didalam
organ Hati (Liver).
Berikut adalah daftar bahan makanan sumber
cholesterol, sbb
Bahan
Makanan Rendah (<100 mg)
Sedang (<199 mg) Tinggi (>200 mg)
Daging Sapi,
ayam lidah otak
Kambing
hati ginjal
Babi,
usus jerohan
Ikan ikan
segar Udang cumi
Ikan
kaleng Sarden dlm minyak telur ikan
Seafood
Telur Putih
telur - kuning telur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar