NEUROPATHY
PADA HEWAN KECIL
Oleh : S. Dharmojono
Jl. Saco 34 –
Ragunan, Jakarta 12550
Abstrak
Kasus
neuropathy sering ditemui dalam
praktek. Menurut jenisnya dibedakan kedalam Neuropathy
degeneratif, N. imunitas, N. idiopatik dan N. genetik. Sedangkan dari aspek
jaringan yang terkena adalah bisa motorik, sensorik dan autonomik. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis/riwayat pasien secara teliti. Umumnya
prognosis Neurotrophy adalah dubius
sampai infausta. Terapi dilakukan secara konvensional dengan pemberian
neurotropik vitamin. Ada terapi alternatif yang perlu dipertimbangkan yaitu
Akupunktur & Moksibasi (A&M). Peran A&M dapat mandiri, aditif
ataupun komplementer. Rangsangan A&M berupa rangsangan kombinasi yaitu
akupunktur, elektro-akupunktur, moksibasi dan aquapunktur. Terapi lain,
misalnya hidroterapi, fisioterapi juga dapat disertakan. Tujuan terapi adalah rehabilitatif.
Kata kunci: neuroterapi,
rangsang akupunktur, elektro-akupunktur, aquapunktur dan moksibasi
I.
PENDAHULUAN
Neuropathy adalah penyakit terjadinya kelemahan pada system syaraf.
Kelainan syaraf ini dapat terjadi pada system syaraf tunggal, yang disebut mononeuropathy,
dapat pula melibatkan beberapa system syaraf yang disebut polyneuropathy. Pada poly-neuropathy
biasanya terjadi symetris (bilateral). Proses Neuropathy dapat terjadi acut, subakut ataupun khronik
II.
NEUROPATHY MENURUT
SEBABNYA
Neuropathy secara garis
besar disebabkan oleh proses degenerasi syaraf motorik atau syaraf sensorik,
dapat pula oleh faktor imunitas (immune
mediated neuropathy) dan faktor Idiopathik.
1.
Neuropathy degeneratif, yang paling
banyak kasusnya, disebabkan oleh
neuropathy otot spinal (spinal muscular neuropathy), neuropathy
aksonal (axonal neuropathy) dan
neuropathy sensoris (sensory neuropathy).
Sistem syaraf yang terlibat dapat system syaraf cranial ataupun system syaraf
periferi. Neuropathy jenis ini dapat
timbul sejak anak (puppy, kitten)
yang dikenal sebagai premature neuropathy,
dapat pula pada usia agak dewasa 1-2 tahun
2.
Neuropathy immunity, melibatkan
kelainan metabolik (endocrine)
misalnya dalam Diabetus mellitus, hypothyroid neropathy, dll. Dapat juga
menyangkut sistem vascular (vascular
neuropathy) atau adanya pertumbuhan jaringan tidak wajar tumor/cancer (neoplastic neuropathy)
3.
Idiopathic neuropathy, sangat bermacam
penyebabnya, bisa oleh radang, infeksi, trauma, keracunan atau tick paralysis
4.
Genetic neuropathy (breed related neuropathy), diketahui beberapa ras anjing/kucing mempunyai
predileksi menderita neuropathy, misalnya pada Dachshund, Labrador, Pyrenean,
Dobermann, dan umumnya bangsa anjing ukuran besar.
Dari
empat sebab neuropathy tsb, paling
banyak ditemui dalam praktek adalah Neuropathy
generatif.
III.
SYMPTOMATOLOGY
NEUROPATHY
Spinal
Motor (Muscular) Neuropathy (SMN) yang sudah timbul pada usia muda (6-8
minggu) disebut premature neuropathy atau accelerated neuropathy dengan gejala2:
kurus, berat badan bisa hanya 30% dari pertumbuhan yang normal. Penderita
sangat lemah, tremor pada tubuh dan kepala. Terjadi pula kelemahan pada otot
maseter dan lidah, sehingga penderita kesulitan makan dan minum. Reflex
menurun, terjadi tetraparesis atau tetraplegia dan tidak mampu mengangkat
kepalanya.
Pada pemeriksaan patologik ditemukan
kerusakan pada motor neuron dalam cornua
ventralis dari spinal cord dan nuclei pada bagian
tertentu dalam batang otak (brain stem) terutama pada bagian hypoglossal. Ditemukan juga adanya chromatolysis, pembengkakan dendrit dan
axon didalam materi abu (grey matter)
dari spinal cord. Sel-sel axon dipenuhi
dengan akumulasi neurofilament secara massif.
Pada SMN yang lebih lanjut, pada usia 6-12
bulan, disebut Intermediate disease,
gejala karakteristik berupa kelemahan pada otot proximal anggota tubuh (limb girdles and trunk). Cara berjalan penderita seperti jalannya peraga (waddling fashion) dan mulai terlihat
atrofi otot proximal anggota tubuh dan otot paraspinal lumbar atau otot
intercostal sehingga mengganggu mekanisme respirasi.
Pada SMN yang khronik, dapat bertahan
sampai usia >7 th, karena prosesnya lambat (slowly progressive disease). Gejalanya kurang berat badan, kelainan
motoriknya tidak begitu nampak. Pada pemeriksaan mikroskopikpun motor neuron
masih dalam keadaan intak dan hanya sedikit terlihat pembengkakan axonal
Spinal
Sensory Neuropathy (SSN), terlihat hilang atau kurang rasa nyeri. Sensasi
menurun, ditemukan paresthesia yang mendorong penderita melakukan self mutilation. Reflek menurun atau hilang
tetapi tidak terjadi atrofi.
Autonomic
neuropathy (AN),
terlihat gejala2 dilatasi pupil mata, sekresi air mata dan salivasi berkurang,
kadang ditemukan bradycardia. Tetapi yang sering terjadi adalah gejala campuran
dengan jenis neurotrophy lainnya.
IV.
DIAGNOSIS &
PROGNOSIS
Dari
aspek A&M diagnosis didasarkan kepada 4-cara pemeriksaan (1. Pengamatan, 2.
Membau dan mendengar, 3. Meraba/palpasi/perkusi, 4. Wawancara). Dari data-data
hasil pemeriksakan dapat dirumuskan Neuropathy motorik, sensorik, atau
autonomik, kemudian carilah latar belakang yang mendasarinya. Neuropathy yang
jenis manapun tetap letak kelainannya adalah didalam susunan syaraf pusat (otak
dan batang otak) yang didalam A&M adalah organ/meridian GV, sehingga menurut
A&M, neuropathy didiagnosis sbb:
Keluhan utama : Neuropathy
Letak Kelainan : Organ Istimewa GV
Jenis kelainan : defisiensi, dingin, didalam organ
Penyebab : II atau III
Mengingat
bahwa kerusakan sel-sel syaraf itu permanen (daya regenerasi sel syaraf
mendekati nol), maka prognosis neuropathy antara dubius sampai infausta.
Penderita bisa hidup (berbahagia) dengan alat bantu meskipun cacat
V.
TERAPI.
Arah
terapi neuropathy adalah terapi rehabilitatif. Upaya terpadu pemberian
neurotropik vitamin dan mineral, fisioterapi, hidroterapi dan berbagai latihan
fisik lainnya. Buatkan roda bilamana mungkin
VI.
BAHASAN DARI ASPEK
AKUPUNKTUR & MOKSIBASI (A&M)
Menurut
teori Zangfu, ada organ umum dan organ istimewa. Susunan syaraf pusat (otak dan
batang otak) termasuk organ istimewa, yaitu GV. Meridian GV mengalir dari titik
diantara pangkal ekor sebelah ventral dan anus (GV-1), kemudian sepanjang
procesus spinosis kearah cranial berakhir di tengah gigi seri (incisivum).
Sedangkan
otot (muscle) termasuk jaringan asesori
yang di “pelihara” oleh meridian/organ SP sedangkan tendon adalah organ asesori
dari GB/LR dan skeletal adalah menjadi tanggung jawabnya organ KI (Ginjal).
Karena letak di organ GV (Syaraf pusat), maka dipilih sebagai:
Titik utama adalah : titik GV
(1,2, 4, 14, 16, 20).
Sebagai titik penunjang dipilih
(tergantung kepada jaringan yang menderita) dipilih titik (kalau dikaki
belakang) SP-6, 9, 10 dan GB-34 (titik dominan tendon). Kalau dikaki depan
dipilih titik LI-4, 11, 15 dan sebagai
Titik tambahan dipilih titik
ST-36.
Teknik Elektro terapi :
Karena
menyangkut syaraf dalam kondisi defisien, maka diperlukan rangsangan lama (20-30
m) dan regular, karena itu dipakai elektro-akupunktur. Irama rangsangnya dapat
dipilih regular (continues) atau dense-disperse.
untuk m. GV katode pada GV-2 dan anode pada GV-4, bergantian katode pada GV-14
dan anode pada GV-16. Untuk titik dikaki depan : katode pada LI-4 dan anode
pada LI-15, untuk dikaki belakang katode pada ST-36 dan anode pada GB-34,
sementara iu arahkan
Teknik Moksibasi:
Karena
dingin (lihat diagnosis) maka penderita perlu moksibasi, dalam hal ini dipakai TDP (Thermal Deep Penetration) juga selama 20-30 menit.
Teknik aqua-akupunktur:
Pada
titik-titik tertentu dengan bergantian dapat dilakukan aqua-akupunktur dengan
vitamin neurotopik dengan dosis 1-2 ml pada masing-masing titik terpilih,
misalnya pada GV-1, GV-4, GV-16 atau pada titik penunjang SP-6, LI-15
Tujuan
terapi adalah rehabilitatif (bukan kuratif) 2-3 rawatan tiap seminggu. Paket
rawatan 10 kali dan dapat diulang dengan paket rawatan berikutnya setelah
diistirahatkan selam 2 minggu. Dianjurkan kepada pemiliknya untuk dengan
teratur dan disiplin latihan gerak
Lokasi titik tsb diatas adalah
sbb:
GV-1
(Changqiang), ditengah antara legokan pangkal ekor ventral dengan anus.
GV-2
(Yaoshu), bagian dorsal pangkal ekor, dorsal sacrococcygeal
GV-4
(Mingmen), ditengah L-2 dan L-3 digaris dorsal
GV-14
(Dazhui), dorsal antara C-7 dengan Th-1
GV-16
(Feng Fu), ditengah dorsal tepat dibawah protuberansia occipitalis
GV-20 (Baihui), caudal perpotongan garis dorsal (m. GV)
dengan garis yang menghubungkan kedua pangkal telinga
SP-6
(Sanjinciao), 3cun proksimal bagian medial malleolus tibialis di caudal os
tibialis
SP-9
(Yinlinquen), bagian bawah medial condyle tibialis
SP-10 (Xuehai), 2cun diatas cranio medial patella dalam
keadaan sendi patella di bengkokan
GB-34 (Yanglinquen), dibawah sebelah lateral sendi
patella tepat dibawah caput fibula
LI-4 (Hequ), diantara os metacarpal 1 dan 2 setinggi pertengahan
os phalanx 2
LI-11 (Quchi), diujung lipatan bila sendi siku (elbow)
dibengkokan
LI-15 (Chienyu), ujung sendi bahu craniodistal
caput acromial
ST-36 (Zusanli), 3cun distal patella kemudian 1cun
lateral
Referensi
Chang Beohm Ahn et al :
Sa-Ahm Five Element Acupuncture (Jams, Sept, 2010)
Christina Matern : Acupuncture for dogs & cats (Thieme, Stuttgart – New York,
2012)
Dharmojono : Menghayati Teori & Praktek Akupunktur dan Moksibasi. Jilid I &
II (Agriwidya, Jakarta 2001).
…….,,……. : Panduan Praktek Akupunktur Veteriner
(Dharma Scientific Publ, 2015).
Kyle G Braund : Degenerative causes of neuropathies in dogs & cats (VetMed,
August 1996)
……..,,…….. : Endogenous causes of neuropathies in dogs & cats (VetMed,
August, 1996)
……………. : Idiopathic and exogenous causes of
neuropathies in dogs & cats (VetMed, August, 1996)
Stephen Brown : Some thought on Active Points (The North American Journal of
Oriental Medicine, July, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar