Rabu, 19 Oktober 2016

ExMed-IV

MARMOT  (GUINEA PIGS)

Oleh: Drh. S. Dharmojono

            Pendahuluan

Marmot atau Guinea Pigs adalah hewan bangsa rodentia, berkeluarga dengan bangsa Chinchillas dan porcupines, berasal dari Pengunungan Andes, Amerika Selatan.. Hewan ini mungkin pertama kali didomestikasi oleh bangsa Indian di Peru, digunakan sebagai bahan makanan dan upacara ritual untuk memuja tuhannya.
Dalam abad ke-XVI, bangsa Belanda memperkenalkan hewan ini ke Europa, dan mulailah orang melakukan peternakan Guinea Pigs ini dan melakukan seleksi dan mulailah dipelihara dalam kandang-kandang untuk mendapatkan penghasilan.

Performan

Marmot mulai dikenal orang sebagai hewan piaraan dan kesayangan karena ber temperamen ramah dan lembut (docile), cenderung tidak menggigit atau mencakar bila dipegang dan mempunyai perilaku bersih disamping bulunya lembut dan indah.
Marmot adalah hewan pendek usia, seperti halnya hamster, dapat sebagai media pembelajaran diantara anak-anak bagaimana kehidupan dimulai, tumbuh, tua kemudian mati. Kanak-kanak dapat memperoleh pengalaman dan arti hidup, tumbuh dan tenggelamnya mahluk hidup sebagaimana semua mahluk nanti akan alami.
Dalam habitat alam aslinya, marmot hidup dipadang rumput yang luas. Mereka mencari “rumah” dibawah apapun yang sekiranya dapat dipakai berlindung dari panas, hujan, dingin dan bersembunyi dari predatornya. Marmot dapat dibuat hidup bersosial dan cenderung hidup berkelompok. Marmot aslinya adalah hewan herbivore dan mencari makanannya dari rumput, akar-akaran, buah dan biji-bijian pada sore hari.
Dibidang penelitian marmot sudah lama dipakai dalam kegiatan penelitian laboratorium biomedical. Itu sebabnya pengetahuan mengenai marmot diperoleh dari penelitian dan pengalaman sebagai hewan didalam hidup berkelompok dari pada sebagai hewan piaraan soliter, akibatnya baru sedikit sekali informasi mengenai marmot sebagai hewan kesayangan individual dari aspek perawatan dan terapi individual. Problema marmot dari aspek kedokteran masih sedikit diketahui dan dibahas.

Memegang dan menguasai (handling and restraint)

Bila dipegang, jarang sekali marmot akan meronta, hanya terdengar suara seperti babi sepertinya melakukan protes, walau demikian memegang / mengangkat marmot haruslah berhati-hati, yaitu dipegang dengan kedua tangan. Satu tangan diletakkan dibagian  bawah dada dan abdomen dan tangan lainnya diselangkangannya, seperti halnya menguasai kelinci. Untuk yang dewasa dan yang sedang bunting agar lebih berhati-hati dan lembut tetapi kencang agar tidak terjatuh dari pegangan. Seperti telah diutarakan diatas, marmot jarang sekali menggigit bila dipegang. Beberapa pengalaman menyatakan bahwa hanya 1 ekor diantara 400 ekor marmot yang berperilaku menggigit.

Perkandangan

Seperti halnya pada pemeliharaan hewan kecil lainnya (iguana, ular, hamster), maka perkandangan sangatlah penting. Kesejahteraan dan kenyamanan marmot haruslah merupakan tujuan utama dalam pembuatan kandangnya. Kandang marmot dapat dibuat dari bahan kawat stainless steel, plastic (durable plastic) atau gelas/kaca. Bahan yang tersebut 3 terakhir lebih baik karena bahan tersebut tidak mengalami korosi. Untuk kandang marmot jangan dibuat dan dari bahan kayu atau semacamnya, karena marmot adalah hewan rodentia (mengkrikiti) disamping sulit dibersihkan. Design kandangnya haruslah “escape proof” dan jangan ada bagian-bagian tonjolan dan tajam yang dapat mencelakakan penghuninya. Ruangan kandang juga harus cukup memberikan penghuninya beraktivitas, seyogyanya sediakan ruangan dengan luas 100 inches persegi untuk setiap marmot dewasa, tetapi untuk marmot yang diternakan/dikembang biakkan luas lantai supaya lebih besar yaitu 180 inch persegi perekornya. Pintu keluarnya lebih baik membuka dari dan keatas, sehingga dinding-dindingnya dibuat tingginya 7-8 inches. Untuk pejantan marmot memerlukan tinggi kandang 10 inches, karena pejantan marmot lebih suka memanjat. Lantai kandang dapat dibuat dari kawat ayam, dengan maksud agar kotoran, feses dan sisa makanan lainnya dapat jatuh keluar, hanya saja harus diingat bahwa mutu kawat harus yang baik tidak tajam dan tidak cepat berkarat. Lobang-lobang kawat jangan terlalu besar karena kaki marmot dapat keceblos kedalamnya dan terluka. Kejadian begini inilah yang terutama dihadapi dokter hewan dalam praktek dengan pasien marmot (trauma kaki). Disudut lantai juga perlu dibuatkan tempat dari bahan lunak tetapi liat untuk kasur atau bersarangnya, asal yang mudah dibersihkan. Bahan sarang/tempat tidur harus mudah dibersihkan, tidak beracun (nontoxic) dan bersifat absorbent, bebas debu dan mudah diganti. Bahan untuk sarang/tempat tidur dapat dipakai dari kertas (shredded paper), gergajian kayu atau hancuran tongkol jagung. Bahan yang mudah menggumpal patut dihindari karena bila basah akan menempel dibadan atau bagian belakang (anus), alat kelamin marmot yang mengundang bakteri, jamur atau parasit, dll. Penggumpalan kotoran disertai bulu-bulu akan mengganggu urinasi, defikasi atau ketika akan kopulasi. Kandang marmot juga harus cukup penyinaran dan ventilasi udara.
Marmot tidak menyukai keributan, suasana ramai akan membuatnya stress. Perubahan lingkungan sekonyong-konyong patut dihindari.
Bila ada keributan atau marmot mengira akan datangnya bahaya, maka marmot akan bereaksi dengan cara sbb:

·         Marmot akan “diam membeku” (freezing), tidak mau bergerak sampai lama, lebih dari 20 menit atau sebaliknya menjadi
·         Panic, dan melompat disertai oleh (shrill squealing). Gerakan panic demikian akan mengobrak-abrik apa saja didalam kandang tsb (makanan, minuman, tempat tidur, dsb) dan mencari persembunyian (visual security)

Hygiene

Hygiene merupakan managemen yang utama. Sering / tidak seringnya kandang dibersihkan tergantung kepada design kandang, bahan yang dipakai untuk kandang, luas kandang dan berapa marmot yang dipelihara didalamnya. Tetapi paling tidak kandang beserta perlengkapannya harus dibersihkan/diganti seminggu sekali, kecuali tempat makanan dan minuman mesti dicuci setiap hari, karena itu sediakan tempat makanan dan minuman rangkap agar dapat dipakai bergantian manakala yang seperangkat lainnya sedang dibersihkan.
Dalam membersihkan peralatan tsb gunakanlah air panas dan detergen kemudian dijemur, sebelum dipakai kembali harus sudah dalam keadaan kering benar-benar. Untuk membersihkan endapan-endapan urine sebaiknya digunakan air cuci yang dicampur dengan vinegar.

Makanan & Minuman

Air bersih dan makanan segar selalu harus tersedia sepanjang waktu. Makanan buatan pabrik sekarang telah mudah didapat disupermarket atau pet-shop, periksalah tanggal kedalu warsanya. Sepertinya makanan/nutrisi marmot sama dengan kelinci, tetapi sebetulnya tidaklah demikian. Untuk marmot dibutuhkan lebih banyak vitamin dan asam folat (folic acids). Tidak seperti halnya kelinci, maka marmot tidak mampu membuat sendiri vitamin C, oleh karenanya nutrisi marmot perlu ditambahkan vitamin C. Karena vitamin C larut dalam air, maka makanan marmot yang berupa pellets dari pabrik perlu disuplementasi dengan vitamn B komplek dan Vit C.
Pellets untuk nutrisi marmot umumnya mengandung 18-20% protein, 16% serat dan +/- 1 gram vit C perkg pellets. Kandungan Vit C dalam nutrisi tersebut, meskipun makanan tsb sudah disimpan didalam tempat yang sejuk, kering, tetap saja ½ vit C akan degradasi dan hilang dalam waktu 6 minggu dari tanggal produksi. Itulah alasannya mengapa pellets marmot perlu disuplementasi dengan vit C sbb: 200 mg vit C (ascorbic acids) perlu ditambahkan dalam setiap 1 qt air minumnya dan harus dibuat segar setiap 12 jam, atau bila dengan bahan segar (sayur dan buah) setiap ekor marmot perlu diberi kale atau kubis atau ¼ butir jeruk setiap hari. Makanan segar tambahan tsb tidak boleh lebih dari 10-15% dari diet hariannya. Juga bahan makanan segar tsb harus benar-benar dicuci dari kemungkinan tersisanya insektisida atau kontaminasi oleh bakteri, telur cacing, dll. Seyogyanya makanan / minuman ditempatkan dalam wadah terbuat dari ceramic yang tebal dan berat supaya tidak mudah tumpah dan ditempatkan lebih tinggi dari lantai kandangnya. Air minum harus selalu tersedia dan tidak terkontaminasi oleh apapun dan berikan dalam semacam botol (“sipper tube”). Botol berpentil ini harus dibersihkan setiap hari.
Marmot adalah hewan yang sulit beradaptasi dengan lingkungan, makanan (rasa, bau, tekstur), minuman dan perubahan baru. Oleh karena itu bila akan merubah hal-hal itu harus dilakukan perlahan-lahan dan step by step. Janganlah membuat perubahan sekonyong-konyong.

Pembiakkan (breeding)

Dewasa kelamin (cukup umur untuk dikawinkan) marmot betina adalah sebelum berumur 7 bulan. Lebih dari umur ini baru dikawinkan biasanya akan mendatangkan problem dikemudian hari, yaitu dystocia. Itulah sebabnya sebaiknya mengkawinkan marmot betina untuk pertama kali ketika berumur 3-6 bulan sedangkan jantan marmot pada umur 3-4 bulan.
Siklus birahi (heat cycle) marmot betina berakhir 16 hari. Periode selama itu marmot siap berkawin. Marmot betina siap kawin (heat) lagi hanya 6-15 jam setelah melahirkan. Kondisi demikian disebut “postpartum estrus”. Ini berarti bahwa ibu marmot dapat menyusui anak-anaknya dalam keadaan sudah hamil lagi.
Masa bunting adalah antara 63-68 hari. Makin besar jumlah, demikian sebaliknya anaknya nanti makin pendek masa kebuntingannya. Masa kebuntingan marmot betina lebih panjang bila dibandingkan dengan bangsa rodentia lainnya.
Marmot yang bunting tentu saja memperlihatkan besar dibagian abdomennya sampai dapat 2 kali lipat berat badannya. Waktu melahirkan biasanya sulit diketahui karena marmot tidak biasa mempersiapkan sarang melahirkan seperti halnya hewan lainnya, tetapi yang berpengalaman lagi teliti, akan melihat bahwa menjelang melahirkan kelihatan bagian pelvis berkembang melebar didepan alat kelaminnya. Pelebaran pelvic

ini dapat lebih dari 1 inch. Kejadian ini tidak terlihat pada marmot yang (di)kawinkan untuk pertama kali ketika umur sudah lebih dari 7 bulan. Inilah alasannya mengapa marmot dibiakkan untuk pertama kali sebaiknya pada umur antara 3-6 bulan (sebelum umur 7 bulan), karena perkawinan pertama yang terjadi pada usia >7 bulan akan mengalami kesulitan melahirkan dikemudian hari. Kesulitan melahirkan secara alami harus diatasi dengan operasi caesarian untuk menyelamatkan ibu dan anak-anaknya.
Partus yang normal biasanya berjalan selama 30 menit dengan 5 menit antara setiap anak yang dilahirkan. Jumlah anak (litter) antara 1-6 ekor dan rata-rata 3-4 ekor. Anak-anak yang dilahirkan pada periode pertama kali melahirkan sangat kecil. Dalam hidupnya marmot betina dapat mengalami aborsi atau stillbirths. Anak marmot yang dilahirkan relative sudah “lengkap” (mature) dilihat dari sudah berbulu halus, dapat berjalan, mata terbuka dan sudah mempunyai gigi karena itu sudah dapat makan makanan yang agak keras solid. Anak-anak marmot menyusu sampai selama 2 minggu.

STATISTIK VITAL MARMOT

                        Nama ilmiah                            Cavia porcellus
                        Kesempatan hidup                    3-4 tahun
                        Potensi hidup                           6-7 tahun
                        Suhu lingkungan yang cocok     65-75 F
                        Kelembaban relative                 40-70%
                        Dikawinkan pertama kali          Jantan : 3-4 bulan
                                                                        Betina : 3-6 bulan
                        Siklus birahi (heat cycle)           16 hari
                        Panjang estrus                          8 jam
                        Masa kebuntingan                     63-68 hari
                        Jumlah anak (litter size)            1-6 ekor
                        Umur sapih                              2-3 minggu


Kondisi yang memerlukan bantuan Dokter Hewan

Malocclusion gigi premolar

Problema utama pada marmot terutama yang sudah usia antara 2-3 tahun adalah bertemunya gigi premolar atas dan bawah. Dalam kondisi seperti ini marmot tidak dapat mengunyah dan makan. Gejala yang biasanya dilihat oleh pemelihara adalah dikiranya marmotnya tidak mau makan sehingga menjadi kurus, disamping itu saliva biasanya menetes keluar.
Untuk mengatasi kondisi demikian harus consult kepada dokter hewan, karena memerlukan tindakan operasi pemotongan premolar tersebut dibawah anesthesia umum. Operasi pemotongan gigi ini cukup sulit bukan karena prosedurnya melainkan karena kecilnya hewan demikian pula sempitnya mulut sebagai ruang untuk melakukan operasi. Sebelum dan sesudah operasi pemotongan (trimming) gigi premolar ini seyogyanya marmot diberi makanan secara paksa (force feeding) dan antibiotika terapi.
Anehnya malocclusion seperti ini rupanya adalah herediter. Ada marmot yang tidak pernah mengalami problema ini, sehingga disarankan bahwa marmot dengan problema malocclusion seyogyanya tidak diternakan saja, untuk menghindari keturunannya akan mengalami malocclusion yang sama demikian.  

Defisiensi vitamin C (Scurvy or Scorbutus)

Marmot tidak mampu mesintesis sendiri vit C didalam tubuhnya, oleh karena itu marmot harus mendapatkan tambahan vit C dari luar yaitu dari minuman atau makanannya.. Defisiensi vit C menyebabkan penyakit scurvy dengan memperlihatkan gejala: tidak nafsu makan, bengkak dan nyeri sendi-sendi dan rusuk, sulit/tidak mau bergerak, tulang dan gigi kurang berkembang, mudah perdarahan di gusi dan otot.
Untuk menghindari rusaknya vit C, cara menyimpan makanan harus disempurnakan, karena vit C larut didalam air, maka penyimpanan makanan harus tidak kena sinar matahari atau kekeringan.
Tindakan untuk mengatasi scurvy tentu saja perbaikan nutrisi dengan kandungan vit C cukup atau berikan suplementasi vit C melalui makanan dan minuman. Untuk mengatasi yang akut dapat diberikan suntikan vit C.

Kesulitan melahirkan (Dystocia)

Telah diutarakan diatas, mengawinkan marmot betina yang pertama kali harus sebelum umur 7 bulan, karena setelah 7 bulan pelvic tidak/kurang berkembang lagi. Kesulitan melahirkan umumnya karena waktu perkawinan setelah umur 7 bulan tsb. Bila kesulitan melahirkan karena factor tersebut (tidak mengembangnya ruang pelvic) tidak ada jalan lain kecuali melakukan operasi caesaria.
Gejala dystocia yang dapat terlihat meliputi merejan tetapi tidak keluar fetusnya dan perdarahan dari alat kelamin.

Keracunan ketika bunting (pregnancy toxemia)

Problema ini adalah serius dan sering terjadi pada marmot betina yang bunting dalam kondisi kegemukan pada kebuntingan yang pertama atau kedua. Gejala terlihat ketika hari ke 1-5 selama kebuntingan umur 2 minggu atau seminggu sebelum melahirkan. Gejala yang terlihat: tidak mau makan, depresi, lemah, tidak mau bergerak, kalau jalan sempoyongan (incoordination), sulit bernafas, coma sampai kematian. Ada kejadian dimana marmot “sekonyong-konyong” mati karena kekurang telitian pemeliharanya dalam mengamati peliharaannya. Memang penyebabnya tidak selalu sederhana, seperti terlalu banyak fetus, kurang bergerak (selalu didalam kandang yang sempit), tetapi kebanyakan karena obesitas dan stress.
Untuk mengatasi pregnancy toxemia melalui preventive medicine yaitu nutrisi cukup tidak belebihan untuk menghindari obesitas, berikan kandang cukup untuk exercise dan sediakan air minum segar selalu.

Bulu rontoq

Bulu rontoq atau menipis sering dialami oleh marmot betina yang keseringan melahirkan. Bayi marmot yang malnutrisi atau tidak cukup mendapatkan ASI sering mengalami kerontoqan bulu. Ada marmot yang memang mempunyai kebiasaan buruk yaitu menggigiti kulit tubuhnya sendiri (barbering).
Penyebab kerontoqan bulu lainnya adalah infestasi oleh ektoparasit, misalnya mite, mange, jamur, dll.

Stress oleh panas (heat stroke)

Marmot rawan oleh stress karena panas, terutama marmot yang menderita obesitas atau marmot bangsa berbulu tebal dan lebat. Penyebab stroke lainnya adalah penghuni terlalu padat, temperatur lingkungan diatas 85 F, derajat kelembaban tinggi (>70%), kurang teduh atau ventilasi yang buruk.
Gejala-gejala heat stroke a.l.:  (panting), slobbering), kelemahan, tidak suka bergerak, delirium, konvulsi/kejang dan akhirnya dapat mati.
Untuk mencegah terjadinya heat stroke diperlukan observasi yang intensif, beri semprotan air segar dan dingin, bawa kelingkungan yang segar seperti tempat yang teduh, bila dipelihara diluar rumah (outdoor) pastikan tidak terkena sinar matahari langsung terlalu lama, bila pemeliharaan indoor memerlukan ventilasi yang baik.

Cancer

Sepanjang pengalaman memelihara marmot sebagai hewan kesayangan jarang sekali ditemukan cancer. Cancer yang pernah ditemukan diantara marmot yang sudah tua. Tumor benigne lebih sering ditemukan diantara marmot yang tua berupa tumor kulit atau disepanjang alat pernafasan. Cancer yang pernah ditemukan diantara marmot meliputi cancer alat reproduksi, kelenjar susu dan darah (leukemia)

Infeksi teracak (Bacterial pododermatitis)
                                   
Marmot yang dipelihara dikandang dengan berlantaikan kawat nyatanya sering menderita bacterial pododermatitis. Kondisi yang mendorong terjadinya pododermatitis adalah: lantai kandang yang kotor oleh feses, sisa-sisa makanan dan minuman, lantai kandang yang kasar dan tajam.
Gejala pododermatitis a.l. kebengkakan pada tracaknya, hilang nafsu makan, tidak mau bergerak atau berjalan apalagi bila juga menderita obesitas.
Untuk mengatasi pododematitis paling baik melakukan preventive medicine meliputi hygiene & sanitasi kandang dan lingkungan dan perbaikan managemen. Pododermatitis merupakan predisposisi terjadinya radang sendi (arthritis).

Cervical lymphadenitis

Makanan yang keras lagi tajam, seringkali melukai rahang bawah dan atau bibir dan memberi peluang untuk terjadinya infeksi oleh bacteria dan seringkali menjadikan abses didalam kelenjar lymphe disekitarnya, terjadilah lymphadenitis didaerah leher.
Gejala lymphadenitis adalah a.l. nyeri bila diraba, bengkak dirahang bawah dan berisi timbunan nanah. Bila sudah “masak” abses akan pecah diujungnya dan keluar nanah yang kental berwarna putih kekuningan. Dokter Hewan dapat melakukan uji kultur dan sensitivity untuk mengetahui jenis bakteri dan antibiotika yang cocok.
Mengatasi lymphadenitis dilakukan sebagaimana merawat abses pada umumnya dan lakukan terapi antibiotika parenteral.

Pneumonia

Pneumonia (radang paru) merupakan penyakit infeksi yang sering diderita marmot piaraan. Gejala yang diperlihatkan adalah stress, pernafasan berat tetapi cepat, keluar kotor / lendir dari mata dan hidung, tidak nafsu makan, lethargy. Kadang kalau akut sekali, sebelum menunjukkan gejala marmot terlanjur mati.
Infeksi didalam telinga bagian tengah atau dalam (otitis media / internalis) seringkali didahului oleh infeksi alat pernafasan. Gejalanya adalah seringkali menggelengkan kepala, kepala miring, jalan tidak koordinasi, dll.
Untuk mengatasi kondisi demikian segeralah konsultasi kepada dokter hewan. Dokter akan malakukan uji kultur dan sensitivity untuk melakukan terapi antibiotika pro-injeksi. Diketahui bahwa bacteria penyebab pneumonia pada marmot ini dapat diidentifikasi diantara kelinci dan tikus peliharaan. Itulah alasannya mengapa sebaiknya memelihara marmot jangan dicampur dengan kelinci, hamster atau tikus meskipun sama-sama bangsa rodentia.

Radang alat pencernakan (Bacterial enteritis)

Alat Gastro-intestinal marmot dapat terinfeksi oleh bermacam bacteria. Bakteria pathogen ini dapat berasal dari makanan (sayuran, buah, dll) dan air minum yang tercemar bacteria tsb.
Gejala dari radang alat pencernakan umumnya: tidak mau makan, diare, muntah, berat badan menurun, dll
Untuk mencegah atau mengatasi bacterial infeksi dimulai dari perbaikan managemen, hygiene & sanitasi, perbaikan nutrisi. Untuk kuratif berikan penderita fluid therapy atau force feeding dengan makanan lunak dan berikan suplementasi vitamin.

Ringworm

Jamur ringworm sering ditemukan pada marmot peliharaan, penyebabnya sama dengan jamur “athlete’s foot” pada manusia. Marmot yang masih muda lebih mudah terserang ringworm. Bagian tubuh yang terserang biasanya wajah, hidung dan telinga. Gejala ringworm adalah ada bagian bulu yang rontoq. Untuk diagnosis ringworm perlu melakukan pemeriksaan kerokan kulit.
Untuk mengatasinya dapat dipilih obat anti jamur sesuai dengan jamur tsb baik topical maupun peroral. Perlu diingatkan bahwa ringworm menular ke manusia, jadi peringatkan terutama kepada kanak-kanak untuk menjaga kebersihan, cuci tangan dengan ditergen setelah main-main dengan marmotnya.

Infestasi kutu (Lice infestation)

Ektoparasite pada marmot umumnya lice atau mites. Lice sangat kecil tidak bersayap bentuknya gepeng yang hidup di bulu-bulu. Lice dewasa dan telur-telurnya hidup lengket pada batang-batang bulu. Lice makan cairan kulit yang dikeluarkan dari luka kecil superficial dikulit yang mereka buat.
Infestasi ringan oleh lice sering tidak terlihat, baru setelah meluas dan banyak lice kelihatan gejala-gejala : kegelisahan, gatal dan lecet (icthing) terutama dibagian tubuh yang mudah digaruk misalnya ditelinga, kemudian timbulah kerak-kerak / sisik oleh eksudat yang membeku/kering.

Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan langsung pada kulit dan bulu bisa dilihat lice dengan atau tanpa mikroskop. Penularan lice dapat terjadi dengan kontak langsung dengan marmot yang membawa lice. Jadi seyogyanya marmot yang baru diperoleh /dipelihara dipisahkan dahulu (karantina) untuk observasi ada tidaknya lice. Lice marmot tiddak menular kepada manusia.
Untuk mengatasi infestasi lice, marmot dimandikan (mandi sehat) dengan shampoo yang mengandung anti ektoparasit (insecticidal  shampoo).

Infestasi Mange (mites)

Mites mirip dengan scabies mites pada manusia dan dapat dengan serius menginvasi marmot. Mites dapat dilihat dengan mikroskop, menyerupai  laba-laba (spider like organism) dan hidup dilapisan terluar dari kulit. Patologik menimbulkan kegatalan hebat dan rontoqnya bulu-bulu. Invasi hebat dengan mites menyebabkan marmot gelisah, lari kesana-kemari, berputar-putar bahkan dapat sampai konvulsi.
Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan mikroskopik terhapat kerokan kulit.
Untuk mengatasi mites dapat dipakai ivermectin, kepada yang menderita hebat diberikan suntikan ivermectin sampai 4 kali dengan antara 10-14 hari. Selama pengobatan sebaiknya lantai/kasur diganti dengan kertas handoek puith (white paper towel) agar marmot bisa tenang dan nyaman.
Penularan mites terjadi melalui kontak langsung, jadi lakukan observasi yang intensif bila ada marmot yang baru datang. Untunglah mites marmot tidak menginvasi manusia.

Endoparasit

Endoparasit bukan merupakan problem serius pada marmot asal hygiene & sanitasi lingkungan, terutama kandang diperhatikan.
Protozoa (Coccidia sp) dapat menginvasi marmot, dengan gejala: kelemahan, diare dan kekurusan.
Ada infeksi oleh pinworm tetapi umumnya tidak terlihat. Untuk mendiagnosis endoparasit dilakukan pemeriksaan feses. Pengobatan endoparasit dapat diberikan antiparasit sesuai dengan jenis parasit yang ditemukan.

Terapi antibiotika

Melakukan terapi antibiotika baik perinjeksio maupun peroral kepada pasien marmot harus sangat berhati-hati, karena beberapa jenis antibiotika dapat membahayakan seperti:  ampisilin, penisilin, bacitrasin, erithromisin, lincomisin, gentamisin, clindamisin, streptomisin, vancomisin dan tetrasiklin, bahkan terapi antibiotika topical dapat berefek lethal. Hal tsb disebabkan karena terapi antibiotika sangat mempengaruhi keseimbangan mikroflora/mikroorganisma didalam alat pencernakan marmot, beberapa macam bacteria pathogen akan tumbuh leluasa dan mengahsilkan bahan kimia yang berfefek lethal kepada marmot. Khusus antibiotika streptomisin dan dihidrostreptomisin jangan digunakan untuk marmot karena sangat toksik bagi marmot.
Terapi antibiotika yang terpaksa harus diberikan, harus disertai pemberian yoghurt putih (dosis 0,5-2,5 ml) pagi dan sore dan ditambah 5-7 hari pemberian lagi setelah terapi antibiotika yang terakhir.

Alergi tehadap Marmot (guinea pig dander)

Ada orang-orang tertentu yang alergi terhadap bulu dan dander marmot. Mungkin sekali orang yang karena pekerjaannya selalu bersentuhan/berdekatan dengan marmot sehingga terjadi resistensi yang intens akan marmot. Hal ini terlihat pada orang-orang yang ditugasi memelihara marmot untuk percobaan di laboratorium.
Gejala-gejala alergi ini meliputi :  mata pedih/meradang, bersin, hidung meler, batuk-batuk, pernafasan pendek, suara wheezing, gatal dan paling serius adalah terjadinya anaphylactic shock. Untuk kasus yang terakhir perlu rawatan emergency

























ExMed-III

HAMSTER

Oleh: Drh. S. Dharmojono

Pendahuluan

Hamster adalah bangsa hewan rodentia (mengkrikiti) kecil, tidak berekor, seluruh tubuhnya diselimuti oleh bulu seperti beludru dan keistimewaannya mempunyai kantong pipi (cheek pouches).
Hamster berasal dari Negara Timur Tengah dan Europa bagian selatan. Ada bangsa Hamster yaitu Golden atau Syrian Hamster yang terkenal sebagai pet-animal dan hewan laboratorium.
Warna bulunya bervariasi, dari warna keemasan, cream, cinnamon, putih dan “teddy bear” yang bulunya panjang bervariasi. Hamster mulai dikenal dan popular sebagai pet-animal maupun hewan laboratorium sejak 1930.

Penampilan

Hamster mempunyai kantong pipi yang unik, yaitu seperti kantong yang dapat menggembung dan merupakan ruang mulut (mouth cavity) dikedua sisi pipinya yang memanjang dari kepala leher sampai kebahu. Kantong pipi ini digunakan untuk menyimpan makanan ketika mendapatkan makanan dan diangkut ketempat yang disukainya (kesangkarnya). Pada waktunya nanti makanan dikeluarkan dan dimakan. Para pemelihara hamster umumnya belum mengetahui struktur tsb dan menjadi panic ketika melihat hamsternya “membengkak” dibagian pipinya dan dikiranya tumor atau abses atau yang lainnya.
Yang unik lagi dari hamster adalah adanya sepasang kelenjar dikulit pada kedua se langkangnya yang berwarna kehitaman tertutup oleh bulunya dan kelenjar mana pada hamster jantan lebih kelihatan nyata dari yang betina. Kelenjar selakangkangan ini berguna dimana sekresinya dipakai untuk menandai wilayah/habitatnya dan berperan dalam perilaku sexualnya.
Hamster disukai sebagai pet-animal karena ukurannya kecil tidak memerlukan kandang yang besar, makanannya sedikit dan mudah, mudah memperolehnya dengan harga yang tidak begitu mahal, perilakunya lembut (tidak semua hamster), kebiasaannya bersih dan lucu bentuknya, kebanyakan kanak-kanak menyukainya. Kesempatan hidup hamster tidak lama, dari aspek psikologi, anak-anak dapat belajar darinya bagaimana mahluk hidup menjalani life cycle nya. Tidak jarang anak-anak (begitu juga yang dewasa dan tua) menyaksikan bagaimana mahluk hidup (hamster) dilahirkan kemudian dewasa, melahirkan, tua dan kemudian mati dan itu akan terjadi kepada semua mahluk hidup. Bagi pemeliharanya merupakan media pembelajaran menghayati kehidupan.

Teknik menguasai hamster

Hamster yang dipelihara sejak bayi (kecil) biasanya tidak pernah menggigit dan manjadi ramah dan lembut, karena itu hamster yang berperilaku seperti itu mudah dipegang, diangkat dan diajak main. Hamster juga memiliki ingatan dan pengalaman kuat, kalau pernah mengalami perlakuan kasar bisa-bisa kemudian menjadi hamster yang waspada dan curigaan (over-alert), sehingga bila dipegang akan melawan dan menggigit. Menghadapi hamster yang berperilaku demikian harus berhati-hati karena gigitannya cukup sakit, lakukan pendekatan dengan sabar. Lebih baik menangkap/memegang hamster seperti ini, memakai sarung tangan agak tebal atau tangan dibungkus dengan handoek. Pada kuduk hamster ada lipatan kulit yang longgar dimana dapat dijumput sebagai cara memegang dan menguasai.

Perkandangan

Perkandangan merupakan factor terbesar memelihara hamster dengan sehat. Faktor kesejahteraan dan kenyamanan hidup serta psiko-sosialnya perlu menjadi pertimbangan memelihara hewan pendek usia ini. Kandang hamster dapat dibuat dari kawat halus, stainless steel, durable plastic  atau kaca seperti aquarium. Bahan-bahan tsb awet dan tidak berkarat. Kayu atau triplek jangan dipakai untuk kandang hamster, karena bahan tsb sulit dibersihkan disamping itu mudah dikrikiti (ingat hamster adalah bangsa rodentia). Saat ini banyak pet-shop menjual kandang hamster terbuat dari durable plastic berwarna-warni malah dilengkapi dengan tempat bermain petak umpet horizontal dan vertical dalam mana hamster dapat bersembunyi dan memanjat. Harus diingat juga bahwa hamster adalah hewan kecil pandai menyusup dan melarikan diri (escape artist), sehingga kandang harus “escape free”. Hamster yang terlepas tetapi masih tinggal didalam rumah, karena kegemarannya suka mengkrikiti alat-alat rumah tangga, kabel listrik & telepon, dll sehingga membahayakan.
Kandang hamster juga harus bebas dari bahan yang kasar dan tajam, karena dapat melukainya. Ruangan kandang harus cukup besar untuk aktivitas hamster, apalagi kalau hamster akan dibiarkan berkembang biak. Sebagai ukuran yang baik mengenai luas lantai kandang yalah 20 inches persegi untuk setiap ekor hamster dan tinggi kandang +/- 6 inches. Paling baik bila lantai kandang hamster terbuat dari bahan yang solid dengan “kasur” yang cukup tebal terdiri dari serpihan kayu atau rumput kering sekalian untuk sarang tetapi asal lantai kandang mudah dibersihkan. Ventilasi udara dan penerangan lampu harus cukup. Bahan untuk kasur haruslah tidak toksik, bersifat absorbent, bebas debu dan mudah diganti. Sebagai bahan “kasur” yang baik bagi kandang hamster adalah: kertas koran yang digunting-gunting, hancuran bonggol jagung, serbuk gergajian, kulit kacang tanah, dll. Sedangkan untuk sarang dibuat dari kapas atau kertas tissue (Kleenex)

STATISTIK  VITAL   HAMSTER

                              Nama biologic                                      Mesocricetus auratus
                                        Life span (kesempatan hidup)          2-3 tahun
                                        Berat badan dewasa                           100-150 gr
                                        Ukuran tubuh                                       Betina lebih besar dari yang jantan
                                        Suhu lingkungan yang cocok            65-70 F
                                        Kelembaban lingkungan                    30-70%
                                        Dewasa kelamin                                  jantan : 10-14 minggu
                                                                                                        betina:   6-10 minggu
                                        Oestrus period (heat cycle)               94 jam
                                        Gestation (pregnancy) period           15-16 hari
                                        Jumlah anak (litter size)                     5-10 ekor
                                        Masa sapih                                           3 minggu

Hamster adalah hewan nocturnal, yaitu aktif pada malam hari. Ingatkan kepada pemilik (terutama kanak-kanak) untuk tidak mengusik hamster pada siang hari. Gangguan disiang hari merupakan factor stress bagi hamster. Pada masa aktif itu (malam hari) hamster diberi makan dan beraktivitas lainnya. Hamster menyukai benda yang bergerak berputar-putar dan menyusup, karena itu dianjurkan kandang dilengkapi dengan hal-hal untuk keperluan dimaksud baik vertical maupun horizontal. Kotak dengan lobang / pintu banyak amat disukai hamster untuk bermain-main petak umpet.
Memelihara hamster lebih baik soliter artinya sendirian dalam tiap kandang,karena betina yang dewasa kelamin akan berkelahi satu dengan lainnya termasuk dengan jantannya apalagi jantannya lebih kecil. Oleh karena itu setelah berkawin dianjurkan jantannya dipisahkan kekandang lain kalau tidak mau diserang oleh betinanya.

Faktor Hygiene

Kandang hamster harus selalu bersih. Membersihkan kandang tentu sangat bergantung kepada tingkat kekotoran kandang dan perlengkapannya. Design kandang, bahan kandang dan kelengkapan lainnya juga menentukan keseringan membersihkan kandang, demikian juga berapa banyak hamster didalamnnya. Paling tidak kandang dibersihkan diganti “kasur”nya seminggu sekali. Sedang tempat minum dan makanan harus dibersihkan setiap hari, oleh karena itu sediakan tempat minum/makan lebih seperangkat agar dapat dipakai bergantian manakala yang satu sedang dibersihkan. Pencucian kandang dan semua “furniture” dengan air panas dan bahan desinfektansia. Peralatan mana baru boleh dipakai kalau telah kering benar, itulah sebabnya peralatan disediakan lebih dari seperangkat.

Makanan dan minuman

Makanan yang segar dan berkualitas baik serta minuman yang hygienis harus tersedia sepanjang waktu. Kebutuhan nutrisi baik kualitas maupun kuantitas untuk hamster sebenarnya belum diketahui benar, belum banyak penelitiannya.
Hamster dalam habitat sebagai satwa liar aslinya adalah hewan omnivore, memakan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, buah-buahan dan serangga. Dari pengalaman, hamster tumbuh baik dan sehat dengan diberi makanan hewan laboratorium tikus (rat or mouse) yang mengandung protein kasar (crude protein) 16%. Makanan komersial seperti ini berbentuk blok atau pellets ada di pet shop. Makanan seperti ini dapat ditambah dengan cerelea, roti dari gandum utuh, ayam rebus, ikan, kiju, buah segar dan sayuran.
Buah dan sayuran segar harus benar-benar dicuci dahulu supaya bebas dari insektisida dan bibit penyakit (telur cacing, bacteria, dsb).
Patut diingatkan,bahwa komersial diet untuk eksotik animal seperti hamster, tikus, marmot dll, dikemas dalam kantong-kantong. Makanan itu terdiri dari biji-bijian dan bahan-bahan yang kandungan lemak/minyaknya tinggi, sehingga tidak dapat disimpan lama dan menjadi tengik (rancid) dan kehilangan nilai nutrisinya bahkan membuat sakit hewan yang memakannya. Karena itu benar-benar periksa keutuhan package dan expired datumnya. Disamping itu makanan dengan tinggi kadar lemaknya akan menyebabkan obesitas. Letakkan makanan dimangkok terbuat dari keramik yang baik dan letakkan dibagian lebih tinggi sedikit agar tidak tercemar oleh kotoran dan bahan lantai kandang lainnya.
Air minum harus segar dan bersih, bebas dari kontaminasi apapun dan ditaruh dalam botol yang ada pentilnya (sipper tube), hamster mudah belajar minum dari botol seperti itu. Jaga jangan sampai air mudah bocor dan memasahi lantai kandang. Pastikan bahwa pentil botol ditempatkan sedemikian rupa sehingga hamster (terutama yang masih kecil) mudah mencapainya dan dapat minum dengan nyaman.

Reproduksi

Identifikasi jenis kelamin hamster mudah dikenali. Hamster jantan mempunyai testikel besar sehingga nyata. Ingat pemelihara hamster kadang tidak mengetahui hal ini dan mengira kalau hamsternya sakit (menderita tumor), karena bentuk anatomi testikelnya memang besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya.
Hamster jantan (misalnya bangsa Golden hamster), sudah dewasa kelamin ketika berumur 14 minggu, bahkan yang betina pada usia 10 minggu. Mengenali masa oestrus hamster betina adalah keluarnya lendir tipis dari vulvanya. Apabila hendak dikawinkan, pilihlah betina yang sedang oestrus tsb. Pindahkan betina kedalam kandang jantan +/- 1 jam sebelum hari petang (ingat hamster adalah nocturnal animal). Lakukan observasi apakah pasangan sejodoh dan mau kawin atau malahan berkelahi ? Dalam keadaan birahi betina dapat sangat agresive dan biasanya bila berkelahi justru betinanya menang karena betina secara fisik lebih besar. Bila tidak cocok dan tidak mau kawin segera jantannya dipisahkan kembali karena dapat mencelakakannya. Kalau tidak ada hamster jantan lainnya, coba lakukan tindakan mengawinkan dengan memegang (to restraint) betinanya dengan tangan  dan jantannya dipersilahkan mengawini (hand-mated). Begitu selesai kawin pindahkan jantan hamster tsb.
Observasi apakan betina hamster bunting, karena masa kebuntingan hamster betina hanya singkat saja, yaitu selama 15-16 hari.
Gejala-gejala betina hamster akan melahirkan adalah gelisah, tidak mau makan, mengeluarkan darah (tidak selalu) dari vulvanya. Jumlah anak antara 5-10 ekor. Anak ini dilahirkan belum berbulu dengan mata dan telinga masih tertutup, akan tetapi anak-anak hamster ini sejak lahir sudah memiliki gigi seri (incisors teeth).
Betina yang melahirkan anak-anaknya ini harus diberi kelengkapkan sarang dan “kasur” untuk mereka dan sediakan banyak air minum dan makanan. Dalam keadaan habis melahirkan ini janganlah hamster diganggu dengan cara apapun. Anak-anak hamster jangan dipegang atau perlakuan apapun sampai paling sedikit berumur 7-10 hari. Sarang dan kandang tidak perlu diusik dan dibersihkan dalam masa tsb. Naluri keibuan dalam rangka melindungi anak-anaknya sering kali berlebihan sampai-sampai induknya memakan anak-anaknya (kanibal) dari pada anak-anaknya ditangkap oleh “musuh”nya. Hal ini terjadi terutama pada induk hamster yang untuk pertama kali melahirkan.
Apabila ada hal-hal yang disangka induk hamster membahayakan anak-anaknya, maka induk tsb akan menyembunyikan anak-anaknya kedalam kantung pipinya (cheek pouch) dan baru akan dikeluarkan apabila induk tsb yakin bahwa bahaya telah berlalu. Kalau bahaya berlangsung lama tidak jarang anak-anak tsb mati lemas kekurangan oksigen ketika ada didalam kantong pipi induknya.
Anak hamster mulai makan makanan keras ketika sudah berumur 10 hari, anak-anak ini disapih +/- setelah berumur 3 minggu. Untuk anak-anak yang habis disapih sediakan makanan pellets yang sedikit dicelupkan kedalam susu agar agak lunak dan tempatkan ditempat yang anak-anak sapih ini mudah menjangkaunya. Demikian pula air minumnya (sipper tube) tempatkan agak rendah supaya mudah dijangkau oleh anak-anak tsb. Bila anak-anak belum mampu minum melalui sipper tube agar dibantu minum.

Penyakit-penyakit pada Hamster

Secara relative hamster jarang menderita penyakit dari alam lingkungannya, tetapi ke pekaannya terhadap penyakit-penyakit infeksi baik dari manusia maupun hewan spesies lainnya, menyebabkan hamster terkenal sebagai hewan percobaan yang polpuler dalam penelitian.
Karena hamster hewan nocturnal, kecil maka tidak begitu mudah terdeteksi gejala dan tanda-tanda penyakitnya, mungkin karena kurang terobservasi, karena itu nasehatkan kepada pemelihara hamster agar memperhatikan perilaku hamsternya sehari-harinya. Apabila suatu waktu terlihat hamsternya memperlihatkan lain dari perilaku biasanya, maka waspadalah.
Perilaku yang perlu diamati adalah gelisah dan menjadi suka menggigit, tidak suka bergerak dan kaku bila dipaksa berjalan. Matanya kelihatan sayu dan tenggelam kadang disertai keluaran (discharge). Kurang nafsu makan bahkan tidak mau makan sama sekali berarti akan kurang berat badannya. Perhatikan fesesnya, mungkin diare ? Diare akan juga menyebabkan kurang berat badan dengan cepat. Penyakit diare ini sering diderita oleh hamster paska sapih. Dehidrasi sangat penting bagi hewan yang begitu kecil ukurannya, kalau tidak segera terdeteksi akibatnya fatal.

Problem gigi

Gigi incisor hamster akan tumbuh sepanjang hayatnya, seperti halnya kebanyakan bangsa rodentia. Untunglah bahwa gigi incisor atas dan bawah selalu dipakai dan bertemu satu dengan lainnya sehingga pertumbuhan gigi berlebihan terhambat secara alami. Tetapi bila ada kesalahan benturan antara gigi atas dan bawah dapat menyebabkan bengkak, abses atau luka-luka.
Gigi incisor yang tumbuh berlebihan akan melukai, bila berkepanjangan, akan mencoblos atap (palatum molle) dari mulutnya. Pernah dijumpai bahwa gigi incisor bawah tumbuh berkepanjangan sampai menembus atap mulut sampai kedalam ruang hidung (nasal cavity).
Gejala gigi tumbuh berlebihan dimulai dengan kesulitan makan, kemudian hilang nafsu makan, karena bila makan akan kesakitan, hamster menjadi kurus, bau busuk dari mulutnya.
Untuk mengatasi gigi tumbuh berlebihan, mau tidak mau harus memotong dengan gurinda putar (seperti roda kecil). Berikan antibiotika terapi untuk mencegah infeksi.

Trauma

Hamster mudah terkena trauma. Biasanya jatuh dari pegangan kanak-kanak yang tangannya tergigit hamster kemudian dilepaskan. Kalau hamster terlepas dari kandang, sering kali mengalami kecelakaan terinjak atau tertendang. Ketika bermain-main “petak umpet” berputar sering juga terluka bila alat permainannya tersobek, dll. Oleh karena itu begitu ketahuan hamsternya terlepas harus segera ditemukan kembali, bila tidak bukan tidak mungkin hamster mengalami celaka, terjepit, kena aliran listrik, dll.
Akibat trauma hamster dapat menderita patah tulang, luka dalam, dll. Kondisi hamster demikian tidak ada cara pertolongannya karena kecilnya ukuran hamster. Karena itu dalam memelihara hamster sebagai pet animal yang paling penting adalah managemen dan preventive medicine

Batu Kandung Kemih (Bladder stones)

Hamster rawan menderita batu saluran kencing, tetapi karena kecilnya ureter dan ginjal hamster, hanya batu didalam kandung kencing yang dapat dideteksi secara fisik dan radiologik. Gejala batu kandung kencing juga sulit dikenali, kecuali bersamaan dengan itu ada infeksi didalam traktus urinarius dengan terjadinya infeksi, adanya perdarahan dalam urinenya, seringkali minum, gelisah dan tidak nafsu makan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi antibiotika dan perbaikan nutrisi. Untuk mengambil batu didalam kandung kencing dapat dilakukan oleh dokter hewan yang berpengalaman meskipun sulit bukan karena prosedurnya melainkan karena ukuran hewan yang sangat kecil.

Cancer

Ternyata cancer sering ditemukan diantara pet-hamster. Kasusnya sepertinya berbanding lurus dengan tambahnya usia, dan lebih sering terjadi diantara yang betina dibandingkan dengan yang jantan dengan ditemukannya cancer pada alat reproduksi betina. Benigne tumor sering pula ditemukan dapat didalam jaringan atau organ apa dan dimanapun baik jantan maupun betina.
Cancer yang paling sering ditemukan adalah cancer yang berkaitan dengan kelenjar hormone seperti kelenjar thyroid dan kelenjar adrenal. Cancer seperti ini disebabkan karena ketidak seimbangan hormonal, sehingga ada gejala-gejala lainnya seperti kerontokan bulu dan perubahan perilaku.
Tumor kecil dikulit atau jaringan yang letaknya superficial dapat diambil melalui incisi oleh dokter hewan, sedangkan tumor didalam organ (organ mana sangat kecil) atau dalam jaringan profundal sulit dilakukan dan didiagnosis. Dalam menghadapi hal demikian dokter hewan dapat menasehatkan euthanasia untuk mengakhiri penderitaan hamster tsb, meskipun umumnya pemilik memilih agar hamsternya melanjutkan hidupnya atau mati alami, toh usia hamster pendek saja (2-3 tahun).

Kekurangan makanan dan air bersih

Penyakit yang ditimbulkan karena makanan dan air minum/bersih murni kesalahan managemen. Hamster didalam kurungan tidak lagi mempunyai struggle for life, jadi sepenuhnya tanggung jawab pemeliharanya. Kelaparan dan kekurangan air mudah diketahui, melalui palpasi terasa kekurusan dan turgor kulit yang sangat longgar. Nasehatkan kepada pemilik agar tidak usah memelihara hewan bila tidak diperhatikan dan tidak menyayanginya dari pada menyiksa hewan. Ingat salah satu visi kedokteran veteriner adalah “free from hunger” and “free from harm and cruelity”.
Air minum cukup tetapi hamster menderita dehidrasi, periksa kemungkinan sipper tube tersumbat sehingga air tidak dapat diisap. Saluran air minum harus menjadi pekerjaan rutin untuk diperiksa. Hamster yang kelaparan dapat saja makan sembarangan yang didapat didalam kandang seperti bonggol jagung, bahan lain yang dipakai sebagai alas kandang dsb, yang membuat makin parah kondisinya karena bahan-bahan tsb akan melukai saluran pencernakan.
Menurut pengalaman orang membeli dan memelihara hamster atas permintaan anaknya. Kalau ortu menurutinya, maka ortu harus bertanggung jawab dan mengajari anaknya bagai mana merawat, memberi makan/minum dan memelihara kandangnya. Anak harus diberi pengertian dan tanggung jawab, bahwa hamster bukan saja hewan sangat kecil dan murah, melainkan mereka adalah mahluk hidup yang memiliki hak-hak kesehatan dan kesejahteraannya , ingat akan visi veteriner akan “animal right and welfare”

Abses

Hamster termasuk hewan soliter, bila dipelihara dalam kelompok dan dalam kondisi tertentu (misalnya masa oestrus, kelaparan, kepanasan, dll) hamster akan saling berkelahi dan ada yang terluka. Luka ini sebab utama dari infeksi dan terjadinya abses. Abses yang akut berwarna merah, bengkak, bernanah campur darah dan kalau dipencet meronta alias sakit. Hamster mempunyai kantong pipi (cheek pouch), kantong pipi ini juga seringkali menderita abses. Abses ini terjadi umumnya karena perlukaan yang terjadi ketika hamster makan/mengkrikiti bahan yang keras dan tajam, misalnya kayu, bahan alas kandang atau makanan yang keras. Mengenali abses / tumor didalam kantong pipi agak sulit karena bengkak mungkin saja hamster menyembunyikan anak, menyimpan makanan, dll karena itu pembengkakan didalam kantong pipi perlu pengamatan yang seksama.
Bila ternyata benar abses, maka prosedur mengatasi abses harus segara dilakukan dengan membuat incisi, cuci abses dan terapi antibiotika.


Ekor basah (Proliferative Ileitis)

Penyakit alat pencernakan yang serius adalah penyakit usus (intestinal disease) yang biasa disebut “wet tail” karena gejalanya terlihat dibagian buntut / anus yang selalu basah. Penyebab yang dicurigai menginfeksi anus tsb adalah Campylobacter, yaitu bakteri sebagaimana penyakit yang terjadi pada babi, anjing, ferrets, primates, dll.
Proliferative Ileitis ini sering diderita oleh hamster yang berumur sapih (3-6 minggu), meskipun semua umur hamster dapat saja menderita. Karena pada umur ini pet hamster mulai dijual di petshop atau penjual hewan, maka wet tail sudah sangat dikenal dan jangan dibeli. Hati-hati bila membeli “teddy bear hamster” yang bulunya panjang sering menutupi kelainan tsb. Gejala lain penyakit wet tail adalah lethargy, tidak nafsu makan, bulu basah dan mengempal dan kotor (bagian belakang), mata sayu, mudah teriritasi, postur membungkuk, diare encer sekali . Bila makin parah dapat terjadi perdarahan rectal bahkan terjadi prolapsus anus.
Mengatasi wet tail harus oleh dokter hewan, lakukan pemeriksaan feses untuk mencari mikroorganisme penyebab, lakukan infuse (fluid replacement), obat anti diare oral, terapi antibiotika serta obat-obat roboransia. Disamping itu perbaikan nutrisi dan kebersihan lingkungan terutama kandang. Kandang didesinfeksi, bahan-bahan lantai kandang diganti yang baru. Prognosis wet tail adalah buruk, biasanya mati dalam waktu 48 jam, meskipun wet tail bukanlah zoonosis.

Salmonellosis

Penyakit bacterial yang sering ditemukan diantara hamster adalah Salmonellosis, menyebabkan penyakit alat pencernakan (intestinal disease) karena itu adanya wet tail jangan lupakan penyakit salmonellosis ini. Patut diingatkan bahwa salmonellosis adalah penyakit zoonosis. Penyakit ini umumnya didapat peroral karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Kebersihan makanan (sayuran, buah, dll) dan air minum harus sangat diperhatikan. Menghadapi salmonellosis paling baik adalah melakukan preventive medicine dan sosialisasi kepada klien. Karena sifatnya zoonosis, maka dokter hewan dapat menganjurkan eliminasi.

Rabies

Sangat jarang terjadi hamster sebagai pet animal mengidap penyakit Rabies (anjing gila), karena dipelihara soliter dan umumnya indoor. Rabies disebabkan oleh virus dan menyebar dan menginfeksi hewan melalui gigitan hewan yang membawa virus rabies. Rabies pada hamster perlu dikemukakan dibuku ini karena bila hamster terpepet suka menggigit, penyakit ini bersifat zoonosis dan pernah dilaporkan ada hamster yang terkena rabies, meskipun hanya diantara hamster pada habitat aslinya dan terinfeksi melalui luka-luka alami, virus rabies mana berasal dari saliva induk semang alami (natural host) seperti skunk, foxes, bats, etc .

Lymphocytic Choriomeningitis

Penyakit LC ini disebabkan oleh virus dan merupakan zoonosis. Kasus LC perlu dilaporkan karena banyak terjadi di Amerika sekitar tahun 1974-1975 dan telah ada yang menular kepada manusia, sehingga penyakit ini dipandang perlu dikemukakan didalam buku ini untuk kewaspadaan. Gejala LC (pada manusia) adalah demam berulang (recurrent fever), nyeri kepala (headaches), fatique, nyeri otot, tenggorokan rasa nyeri dan kering, gatal dan arthritis. Sebagai induk semang alami adalah hewan bangsa rodentia, dan dari sumbernya itulah hamster mendapat infeksi virus ini sebelum dipelihara. Perlu diingatkan kepada klien, bahwa berhati-hatilah memelihara hewan bangsa rodentia asal alam aslinya.

Demodectic mange

Adalah ektoparasit umum yang sering ditemukan pada hewan yang kurang / tidak terawat. Hamster dapat pula mengidap demodec ini. Demodec menyukai tinggal difolikel rambut dan kelenjar kulit tertentu, terutama didaerah dorsal tubuh. Demodec menjadi lebih menyebar pada hewan yang menderita malnutrisi dan penyakit organ dalam.
Gejala yang dapat diamati adalah bulu rontok, kulit kering dan bersisik. Bila melihat gejala seperti tsb, dokter hewan harus melakukan pemeriksaan kerokan kulit.

Parasit alat pencernakan

Dari otopsi seringkali ditemukan cacing pita (tape worms) didalam usus kecil hamster. Mengidap cacing pita ini, hamster menjadi kurus. Untuk mendiagnosis diperlukan pemeriksaan feses rutin. Perlu diingatkan bahwa cacing pita ini adalah salah satu parasit zoonosis. Penularannya adalah peros, ketika makan makanan yang tercemar oleh kotoran hamster yang mengandung parasit. Telur-telur cacing pita ini dikeluarkan bersamaan didalam feses. Ingatkan kepada anak-anak sehabis bermain dengan hamsternya agar mencuci tangannya dengan deterjen sampai bersih benar.

     Pin-worms

Pin worms adalah endoparasit intestinal yang lebih jarang ditemukan pada hamster. Cacing ini sangat kecil menyukai habitat didalam usus besar dan hampir tidak menunjukkan gejala apapun kalau tidak pemiliknya memperhatikan sangat teliti.
Untuk mendiagnosis pin-worm diperlukan pemeriksaan rutin feses secara mikroskopis. Telur-telur pin-worm suka terkumpul disekitar anus dan menyebabkan gatal dan radang disekitar anus. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan cara dengan menempelkan selotape (cellophane tape) kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Untunglah bahwa pin-worm pada hamster bukanlah merupakan zoonosis.

Hamster dan antibiotika

Antibiotika tertentu yang diberikan kepada hamster baik peros maupun perinjeksio dapat berefek lethal. Termasuk kedalam antibiotika ini adalah : ampisilin, penisilin, erithromisin, lincomisin dan streptomisin.
Penyebab utama efek lethal antibiotika tsb adalah justru adanya keadaan ketidak seimbangan mikroorganisme yang ada didalam alat pencernakan hamster ybs. Mikroorganisme/mikroflora didalam alat pencernakan hamster yang dibutuhkan akan mati oleh antibiotika tsb sementara itu minkroorganisme/mikroflora pathogen justru berkembang dengan cepat. Perkembangan bacteria yang begitu cepat menghasilkan bahan kimia yang berbahaya bagi hamster ybs dan inilah yang berefek lethal.
Antibiotika tertentu (streptomisin, dehidrostreptomisin) tidak mengganggu keseimbangan mikroflora alat pencerkanan hamster tetapi justru langsung meracuni hamster, oleh karena itu sama sekali jangan memberikan streptomisin atau dehidromisin kepada hamster. Pemberian antibiotika kepada hamster mutlak diperlukan nasehat dokter hewan (bahan untuk client education) yang suka mengobati hewannya sendiri tanpa konsultasi dengan dokter hewan, meskipun peroral sekalipun.
Untuk mengurangi resiko terapi antibiotika, seyogyanya dianjurkan kepada client untuk memberikan yohurt ½ ml peroral pagi dan sore selama hamster sedang menjalani terapi antibiotika, bahkan tambah 5-7 hari paska terapi antibiotika. Yohurt akan mengganti penyediaan mikroflora alat pencernakan sementara selama menjalani terapi antibiotika tsb.




Alergi

Ada orang-orang tertentu (jadi tidak semua orang) alergi terhadap bulu hamster atau kotoran atau keluaran (discharge) lainnya (liur, ingus, dll). Alergi ini disebabkan karena seringnya ybs bergaul dengan hamster, dapat dikatakan bahwa orang tsb menjadi resistensi pada bahan-bahan dari hamster dan timbulah reaksi alergi. Reaksi alergi ini dapat diketahui dari timbulnya radang mata, bersin, ingus dari hidung, batuk, respirasi pendek, suara pernafasan (wheezing), gatal dikulit dan shok anafilaktik (anaphylactic shock)