HAMSTER
Oleh: Drh. S. Dharmojono
Pendahuluan
Hamster
adalah bangsa hewan rodentia (mengkrikiti)
kecil, tidak berekor, seluruh tubuhnya diselimuti oleh bulu seperti beludru dan
keistimewaannya mempunyai kantong pipi (cheek
pouches).
Hamster berasal dari Negara Timur Tengah dan Europa
bagian selatan. Ada
bangsa Hamster yaitu Golden atau Syrian Hamster yang terkenal sebagai pet-animal dan hewan laboratorium.
Warna bulunya bervariasi, dari warna keemasan, cream, cinnamon, putih dan “teddy bear” yang bulunya panjang
bervariasi. Hamster mulai dikenal dan popular sebagai pet-animal maupun hewan laboratorium sejak 1930.
Penampilan
Hamster mempunyai kantong pipi yang unik, yaitu
seperti kantong yang dapat menggembung dan merupakan ruang mulut (mouth cavity) dikedua sisi pipinya yang
memanjang dari kepala leher sampai kebahu. Kantong pipi ini digunakan untuk
menyimpan makanan ketika mendapatkan makanan dan diangkut ketempat yang
disukainya (kesangkarnya). Pada waktunya nanti makanan dikeluarkan dan dimakan.
Para pemelihara hamster umumnya belum mengetahui struktur tsb dan menjadi panic
ketika melihat hamsternya “membengkak” dibagian pipinya dan dikiranya tumor
atau abses atau yang lainnya.
Yang unik lagi dari hamster adalah adanya sepasang
kelenjar dikulit pada kedua se langkangnya yang berwarna kehitaman tertutup
oleh bulunya dan kelenjar mana pada hamster jantan lebih kelihatan nyata dari
yang betina. Kelenjar selakangkangan ini berguna dimana sekresinya dipakai
untuk menandai wilayah/habitatnya dan berperan dalam perilaku sexualnya.
Hamster disukai sebagai pet-animal karena ukurannya kecil tidak memerlukan kandang yang
besar, makanannya sedikit dan mudah, mudah memperolehnya dengan harga yang
tidak begitu mahal, perilakunya lembut (tidak semua hamster), kebiasaannya
bersih dan lucu bentuknya, kebanyakan kanak-kanak menyukainya. Kesempatan hidup
hamster tidak lama, dari aspek psikologi, anak-anak dapat belajar darinya
bagaimana mahluk hidup menjalani life
cycle nya. Tidak jarang anak-anak (begitu juga yang dewasa dan tua)
menyaksikan bagaimana mahluk hidup (hamster) dilahirkan kemudian dewasa,
melahirkan, tua dan kemudian mati dan itu akan terjadi kepada semua mahluk
hidup. Bagi pemeliharanya merupakan media pembelajaran menghayati kehidupan.
Teknik
menguasai hamster
Hamster yang dipelihara sejak bayi (kecil) biasanya
tidak pernah menggigit dan manjadi ramah dan lembut, karena itu hamster yang berperilaku
seperti itu mudah dipegang, diangkat dan diajak main. Hamster juga memiliki
ingatan dan pengalaman kuat, kalau pernah mengalami perlakuan kasar bisa-bisa
kemudian menjadi hamster yang waspada dan curigaan (over-alert), sehingga bila dipegang akan melawan dan menggigit.
Menghadapi hamster yang berperilaku demikian harus berhati-hati karena
gigitannya cukup sakit, lakukan pendekatan dengan sabar. Lebih baik
menangkap/memegang hamster seperti ini, memakai sarung tangan agak tebal atau
tangan dibungkus dengan handoek. Pada kuduk hamster ada lipatan kulit yang
longgar dimana dapat dijumput sebagai cara memegang dan menguasai.
Perkandangan
Perkandangan merupakan factor terbesar memelihara
hamster dengan sehat. Faktor kesejahteraan dan kenyamanan hidup serta
psiko-sosialnya perlu menjadi pertimbangan memelihara hewan pendek usia ini.
Kandang hamster dapat dibuat dari kawat halus, stainless steel, durable plastic
atau kaca seperti aquarium.
Bahan-bahan tsb awet dan tidak berkarat. Kayu atau triplek jangan dipakai untuk
kandang hamster, karena bahan tsb sulit dibersihkan disamping itu mudah
dikrikiti (ingat hamster adalah bangsa rodentia).
Saat ini banyak pet-shop menjual
kandang hamster terbuat dari durable plastic
berwarna-warni malah dilengkapi dengan tempat bermain petak umpet horizontal dan vertical dalam mana hamster dapat bersembunyi dan memanjat. Harus
diingat juga bahwa hamster adalah hewan kecil pandai menyusup dan melarikan
diri (escape artist), sehingga
kandang harus “escape free”. Hamster
yang terlepas tetapi masih tinggal didalam rumah, karena kegemarannya suka
mengkrikiti alat-alat rumah tangga, kabel listrik & telepon, dll sehingga
membahayakan.
Kandang hamster juga harus bebas dari bahan yang kasar
dan tajam, karena dapat melukainya. Ruangan kandang harus cukup besar untuk
aktivitas hamster, apalagi kalau hamster akan dibiarkan berkembang biak.
Sebagai ukuran yang baik mengenai luas lantai kandang yalah 20 inches persegi
untuk setiap ekor hamster dan tinggi kandang +/- 6 inches. Paling baik bila
lantai kandang hamster terbuat dari bahan yang solid dengan “kasur” yang cukup
tebal terdiri dari serpihan kayu atau rumput kering sekalian untuk sarang
tetapi asal lantai kandang mudah dibersihkan. Ventilasi udara dan penerangan
lampu harus cukup. Bahan untuk kasur haruslah tidak toksik, bersifat absorbent, bebas debu dan mudah diganti.
Sebagai bahan “kasur” yang baik bagi kandang hamster adalah: kertas koran yang
digunting-gunting, hancuran bonggol jagung, serbuk gergajian, kulit kacang
tanah, dll. Sedangkan untuk sarang dibuat dari kapas atau kertas tissue (Kleenex)
STATISTIK VITAL
HAMSTER
Nama biologic Mesocricetus
auratus
Life span (kesempatan hidup) 2-3 tahun
Berat
badan dewasa 100-150
gr
Ukuran
tubuh Betina
lebih besar dari yang jantan
Suhu
lingkungan yang cocok 65-70 F
Kelembaban
lingkungan 30-70%
Dewasa
kelamin jantan
: 10-14 minggu
betina: 6-10 minggu
Oestrus period (heat cycle) 94 jam
Gestation (pregnancy) period 15-16 hari
Jumlah
anak (litter size) 5-10 ekor
Masa
sapih 3
minggu
Hamster adalah hewan nocturnal, yaitu aktif
pada malam hari. Ingatkan kepada pemilik (terutama kanak-kanak) untuk tidak
mengusik hamster pada siang hari. Gangguan disiang hari merupakan factor stress bagi hamster. Pada masa
aktif itu (malam hari) hamster diberi makan dan beraktivitas lainnya. Hamster
menyukai benda yang bergerak berputar-putar dan menyusup, karena itu dianjurkan
kandang dilengkapi dengan hal-hal untuk keperluan dimaksud baik vertical maupun horizontal. Kotak dengan lobang / pintu banyak amat disukai
hamster untuk bermain-main petak umpet.
Memelihara hamster lebih baik soliter artinya sendirian dalam tiap kandang,karena betina yang
dewasa kelamin akan berkelahi satu dengan lainnya termasuk dengan jantannya
apalagi jantannya lebih kecil. Oleh karena itu setelah berkawin dianjurkan
jantannya dipisahkan kekandang lain kalau tidak mau diserang oleh betinanya.
Faktor
Hygiene
Kandang hamster harus selalu bersih. Membersihkan
kandang tentu sangat bergantung kepada tingkat kekotoran kandang dan
perlengkapannya. Design kandang,
bahan kandang dan kelengkapan lainnya juga menentukan keseringan membersihkan
kandang, demikian juga berapa banyak hamster didalamnnya. Paling tidak kandang
dibersihkan diganti “kasur”nya seminggu sekali. Sedang tempat minum dan makanan
harus dibersihkan setiap hari, oleh karena itu sediakan tempat minum/makan
lebih seperangkat agar dapat dipakai bergantian manakala yang satu sedang dibersihkan.
Pencucian kandang dan semua “furniture”
dengan air panas dan bahan desinfektansia. Peralatan mana baru boleh dipakai
kalau telah kering benar, itulah sebabnya peralatan disediakan lebih dari
seperangkat.
Makanan dan
minuman
Makanan yang segar dan berkualitas baik serta minuman
yang hygienis harus tersedia sepanjang waktu. Kebutuhan nutrisi baik kualitas
maupun kuantitas untuk hamster sebenarnya belum diketahui benar, belum banyak
penelitiannya.
Hamster dalam habitat sebagai satwa liar aslinya adalah
hewan omnivore, memakan
tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, buah-buahan dan serangga. Dari pengalaman,
hamster tumbuh baik dan sehat dengan diberi makanan hewan laboratorium tikus (rat or mouse) yang mengandung protein
kasar (crude protein) 16%. Makanan
komersial seperti ini berbentuk blok atau pellets
ada di pet shop. Makanan seperti
ini dapat ditambah dengan cerelea,
roti dari gandum utuh, ayam rebus, ikan, kiju, buah segar dan sayuran.
Buah dan sayuran segar harus benar-benar dicuci dahulu
supaya bebas dari insektisida dan bibit penyakit (telur cacing, bacteria, dsb).
Patut diingatkan,bahwa komersial diet untuk eksotik
animal seperti hamster, tikus, marmot dll, dikemas dalam kantong-kantong.
Makanan itu terdiri dari biji-bijian dan bahan-bahan yang kandungan
lemak/minyaknya tinggi, sehingga tidak dapat disimpan lama dan menjadi tengik (rancid) dan kehilangan nilai nutrisinya
bahkan membuat sakit hewan yang memakannya. Karena itu benar-benar periksa keutuhan package dan expired datumnya. Disamping itu makanan dengan
tinggi kadar lemaknya akan menyebabkan obesitas. Letakkan makanan dimangkok
terbuat dari keramik yang baik dan letakkan dibagian lebih tinggi sedikit agar
tidak tercemar oleh kotoran dan bahan lantai kandang lainnya.
Air minum harus segar dan bersih, bebas dari
kontaminasi apapun dan ditaruh dalam botol yang ada pentilnya (sipper tube), hamster mudah belajar
minum dari botol seperti itu. Jaga jangan sampai air mudah bocor dan memasahi
lantai kandang. Pastikan bahwa pentil botol ditempatkan sedemikian rupa
sehingga hamster (terutama yang masih kecil) mudah mencapainya dan dapat minum
dengan nyaman.
Reproduksi
Identifikasi jenis kelamin hamster mudah dikenali.
Hamster jantan mempunyai testikel besar sehingga nyata. Ingat pemelihara
hamster kadang tidak mengetahui hal ini dan mengira kalau hamsternya sakit
(menderita tumor), karena bentuk anatomi testikelnya memang besar sekali
dibandingkan dengan tubuhnya.
Hamster jantan (misalnya bangsa Golden hamster), sudah dewasa kelamin ketika berumur 14 minggu, bahkan
yang betina pada usia 10 minggu. Mengenali masa oestrus hamster betina adalah keluarnya lendir tipis dari vulvanya.
Apabila hendak dikawinkan, pilihlah betina yang sedang oestrus tsb. Pindahkan betina kedalam kandang jantan +/- 1 jam
sebelum hari petang (ingat hamster adalah nocturnal animal). Lakukan observasi
apakah pasangan sejodoh dan mau kawin atau malahan berkelahi ? Dalam keadaan
birahi betina dapat sangat agresive
dan biasanya bila berkelahi justru betinanya menang karena betina secara fisik
lebih besar. Bila tidak cocok dan tidak mau kawin segera jantannya dipisahkan
kembali karena dapat mencelakakannya. Kalau tidak ada hamster jantan lainnya,
coba lakukan tindakan mengawinkan dengan memegang (to restraint) betinanya dengan tangan dan jantannya dipersilahkan mengawini (hand-mated). Begitu selesai kawin
pindahkan jantan hamster tsb.
Observasi apakan betina hamster bunting, karena masa
kebuntingan hamster betina hanya singkat saja, yaitu selama 15-16 hari.
Gejala-gejala betina hamster akan melahirkan adalah
gelisah, tidak mau makan, mengeluarkan darah (tidak selalu) dari vulvanya.
Jumlah anak antara 5-10 ekor. Anak ini dilahirkan belum berbulu dengan mata dan
telinga masih tertutup, akan tetapi anak-anak hamster ini sejak lahir sudah
memiliki gigi seri (incisors teeth).
Betina yang melahirkan anak-anaknya ini harus diberi
kelengkapkan sarang dan “kasur” untuk mereka dan sediakan banyak air minum dan
makanan. Dalam keadaan habis melahirkan ini janganlah hamster diganggu dengan cara apapun. Anak-anak hamster
jangan dipegang atau perlakuan apapun sampai paling sedikit berumur 7-10 hari.
Sarang dan kandang tidak perlu diusik dan dibersihkan dalam masa tsb. Naluri keibuan
dalam rangka melindungi anak-anaknya sering kali berlebihan sampai-sampai
induknya memakan anak-anaknya (kanibal) dari pada anak-anaknya ditangkap oleh
“musuh”nya. Hal ini terjadi terutama pada induk hamster yang untuk pertama kali
melahirkan.
Apabila ada hal-hal yang disangka induk hamster
membahayakan anak-anaknya, maka induk tsb akan menyembunyikan anak-anaknya
kedalam kantung pipinya (cheek pouch)
dan baru akan dikeluarkan apabila induk tsb yakin bahwa bahaya telah berlalu.
Kalau bahaya berlangsung lama tidak jarang anak-anak tsb mati lemas kekurangan
oksigen ketika ada didalam kantong pipi induknya.
Anak hamster mulai makan makanan keras ketika sudah
berumur 10 hari, anak-anak ini disapih +/- setelah berumur 3 minggu. Untuk
anak-anak yang habis disapih sediakan makanan pellets yang sedikit dicelupkan kedalam susu agar agak lunak dan
tempatkan ditempat yang anak-anak sapih ini mudah menjangkaunya. Demikian pula
air minumnya (sipper tube) tempatkan
agak rendah supaya mudah dijangkau oleh anak-anak tsb. Bila anak-anak belum
mampu minum melalui sipper tube agar
dibantu minum.
Penyakit-penyakit
pada Hamster
Secara relative hamster jarang menderita penyakit dari
alam lingkungannya, tetapi ke pekaannya terhadap penyakit-penyakit infeksi baik
dari manusia maupun hewan spesies lainnya, menyebabkan hamster terkenal sebagai
hewan percobaan yang polpuler dalam penelitian.
Karena hamster hewan nocturnal, kecil maka tidak begitu mudah terdeteksi gejala dan
tanda-tanda penyakitnya, mungkin karena kurang terobservasi, karena itu
nasehatkan kepada pemelihara hamster agar memperhatikan perilaku hamsternya sehari-harinya.
Apabila suatu waktu terlihat hamsternya memperlihatkan lain dari perilaku
biasanya, maka waspadalah.
Perilaku yang perlu diamati adalah gelisah dan menjadi
suka menggigit, tidak suka bergerak dan kaku bila dipaksa berjalan. Matanya kelihatan
sayu dan tenggelam kadang disertai keluaran (discharge).
Kurang nafsu makan bahkan tidak mau makan sama sekali berarti akan kurang berat
badannya. Perhatikan fesesnya, mungkin diare ? Diare akan juga menyebabkan
kurang berat badan dengan cepat. Penyakit diare ini sering diderita oleh
hamster paska sapih. Dehidrasi sangat penting bagi hewan yang begitu kecil
ukurannya, kalau tidak segera terdeteksi akibatnya fatal.
Problem gigi
Gigi incisor hamster
akan tumbuh sepanjang hayatnya, seperti halnya kebanyakan bangsa rodentia.
Untunglah bahwa gigi incisor atas dan bawah selalu dipakai dan bertemu satu
dengan lainnya sehingga pertumbuhan gigi berlebihan terhambat secara alami.
Tetapi bila ada kesalahan benturan antara gigi atas dan bawah dapat menyebabkan
bengkak, abses atau luka-luka.
Gigi incisor
yang tumbuh berlebihan akan melukai, bila berkepanjangan, akan mencoblos atap (palatum molle) dari mulutnya. Pernah
dijumpai bahwa gigi incisor bawah
tumbuh berkepanjangan sampai menembus atap mulut sampai kedalam ruang hidung (nasal cavity).
Gejala gigi tumbuh berlebihan dimulai dengan kesulitan
makan, kemudian hilang nafsu makan, karena bila makan akan kesakitan, hamster
menjadi kurus, bau busuk dari mulutnya.
Untuk mengatasi gigi tumbuh berlebihan, mau tidak mau
harus memotong dengan gurinda putar (seperti roda kecil). Berikan antibiotika
terapi untuk mencegah infeksi.
Trauma
Hamster mudah terkena trauma. Biasanya jatuh dari
pegangan kanak-kanak yang tangannya tergigit hamster kemudian dilepaskan. Kalau
hamster terlepas dari kandang, sering kali mengalami kecelakaan terinjak atau
tertendang. Ketika bermain-main “petak umpet” berputar sering juga terluka bila
alat permainannya tersobek, dll. Oleh karena itu begitu ketahuan hamsternya
terlepas harus segera ditemukan kembali, bila tidak bukan tidak mungkin hamster
mengalami celaka, terjepit, kena aliran listrik, dll.
Akibat trauma hamster dapat menderita patah tulang,
luka dalam, dll. Kondisi hamster demikian tidak ada cara pertolongannya karena
kecilnya ukuran hamster. Karena itu dalam memelihara hamster sebagai pet animal yang paling penting adalah
managemen dan preventive medicine
Batu Kandung
Kemih (Bladder stones)
Hamster rawan menderita batu saluran kencing, tetapi
karena kecilnya ureter dan ginjal hamster, hanya batu didalam kandung kencing
yang dapat dideteksi secara fisik dan radiologik. Gejala batu kandung kencing
juga sulit dikenali, kecuali bersamaan dengan itu ada infeksi didalam traktus
urinarius dengan terjadinya infeksi, adanya perdarahan dalam urinenya,
seringkali minum, gelisah dan tidak nafsu makan. Untuk mengatasinya dapat
dilakukan terapi antibiotika dan perbaikan nutrisi. Untuk mengambil batu
didalam kandung kencing dapat dilakukan oleh dokter hewan yang berpengalaman
meskipun sulit bukan karena prosedurnya melainkan karena ukuran hewan yang
sangat kecil.
Cancer
Ternyata cancer sering ditemukan diantara pet-hamster. Kasusnya sepertinya
berbanding lurus dengan tambahnya usia, dan lebih sering terjadi diantara yang
betina dibandingkan dengan yang jantan dengan ditemukannya cancer pada alat
reproduksi betina. Benigne tumor
sering pula ditemukan dapat didalam jaringan atau organ apa dan dimanapun baik
jantan maupun betina.
Cancer yang paling sering ditemukan adalah cancer yang
berkaitan dengan kelenjar hormone seperti kelenjar thyroid dan kelenjar adrenal.
Cancer seperti ini disebabkan karena ketidak seimbangan hormonal, sehingga ada
gejala-gejala lainnya seperti kerontokan bulu dan perubahan perilaku.
Tumor kecil dikulit atau jaringan yang letaknya
superficial dapat diambil melalui incisi oleh dokter hewan, sedangkan tumor
didalam organ (organ mana sangat kecil) atau dalam jaringan profundal sulit
dilakukan dan didiagnosis. Dalam menghadapi hal demikian dokter hewan dapat
menasehatkan euthanasia untuk mengakhiri penderitaan hamster tsb, meskipun
umumnya pemilik memilih agar hamsternya melanjutkan hidupnya atau mati alami,
toh usia hamster pendek saja (2-3 tahun).
Kekurangan
makanan dan air bersih
Penyakit yang ditimbulkan karena makanan dan air minum/bersih
murni kesalahan managemen. Hamster didalam kurungan tidak lagi mempunyai struggle for life, jadi sepenuhnya
tanggung jawab pemeliharanya. Kelaparan dan kekurangan air mudah diketahui,
melalui palpasi terasa kekurusan dan turgor kulit yang sangat longgar.
Nasehatkan kepada pemilik agar tidak usah memelihara hewan bila tidak
diperhatikan dan tidak menyayanginya dari pada menyiksa hewan. Ingat salah satu
visi kedokteran veteriner adalah “free
from hunger” and “free from harm and cruelity”.
Air minum cukup tetapi hamster menderita dehidrasi,
periksa kemungkinan sipper tube
tersumbat sehingga air tidak dapat diisap. Saluran air minum harus menjadi
pekerjaan rutin untuk diperiksa. Hamster yang kelaparan dapat saja makan
sembarangan yang didapat didalam kandang seperti bonggol jagung, bahan lain
yang dipakai sebagai alas kandang dsb, yang membuat makin parah kondisinya
karena bahan-bahan tsb akan melukai saluran pencernakan.
Menurut pengalaman orang membeli dan memelihara
hamster atas permintaan anaknya. Kalau ortu menurutinya, maka ortu harus
bertanggung jawab dan mengajari anaknya bagai mana merawat, memberi makan/minum
dan memelihara kandangnya. Anak harus diberi pengertian dan tanggung jawab,
bahwa hamster bukan saja hewan sangat kecil dan murah, melainkan mereka adalah
mahluk hidup yang memiliki hak-hak kesehatan dan kesejahteraannya , ingat akan
visi veteriner akan “animal right and
welfare”
Abses
Hamster termasuk hewan soliter, bila dipelihara dalam kelompok dan dalam kondisi tertentu
(misalnya masa oestrus, kelaparan, kepanasan, dll) hamster akan saling
berkelahi dan ada yang terluka. Luka ini sebab utama dari infeksi dan
terjadinya abses. Abses yang akut berwarna merah, bengkak, bernanah campur
darah dan kalau dipencet meronta alias sakit. Hamster mempunyai kantong pipi (cheek pouch), kantong pipi ini juga
seringkali menderita abses. Abses ini terjadi umumnya karena perlukaan yang
terjadi ketika hamster makan/mengkrikiti bahan yang keras dan tajam, misalnya
kayu, bahan alas kandang atau makanan yang keras. Mengenali abses / tumor
didalam kantong pipi agak sulit karena bengkak mungkin saja hamster
menyembunyikan anak, menyimpan makanan, dll karena itu pembengkakan didalam
kantong pipi perlu pengamatan yang seksama.
Bila ternyata benar abses, maka prosedur mengatasi
abses harus segara dilakukan dengan membuat incisi, cuci abses dan terapi
antibiotika.
Ekor basah (Proliferative Ileitis)
Penyakit alat pencernakan yang serius adalah penyakit
usus (intestinal disease) yang biasa
disebut “wet tail” karena gejalanya
terlihat dibagian buntut / anus yang selalu basah. Penyebab yang dicurigai
menginfeksi anus tsb adalah Campylobacter,
yaitu bakteri sebagaimana penyakit yang terjadi pada babi, anjing, ferrets, primates, dll.
Proliferative
Ileitis ini sering diderita oleh
hamster yang berumur sapih (3-6 minggu), meskipun semua umur hamster dapat saja
menderita. Karena pada umur ini pet
hamster mulai dijual di petshop
atau penjual hewan, maka wet tail
sudah sangat dikenal dan jangan dibeli. Hati-hati bila membeli “teddy bear hamster” yang bulunya
panjang sering menutupi kelainan tsb. Gejala lain penyakit wet tail adalah lethargy,
tidak nafsu makan, bulu basah dan mengempal dan kotor (bagian belakang), mata
sayu, mudah teriritasi, postur membungkuk, diare encer sekali . Bila makin
parah dapat terjadi perdarahan rectal bahkan terjadi prolapsus anus.
Mengatasi wet
tail harus oleh dokter hewan, lakukan pemeriksaan feses untuk mencari
mikroorganisme penyebab, lakukan infuse (fluid
replacement), obat anti diare oral, terapi antibiotika serta obat-obat
roboransia. Disamping itu perbaikan nutrisi dan kebersihan lingkungan terutama
kandang. Kandang didesinfeksi, bahan-bahan lantai kandang diganti yang baru. Prognosis wet tail adalah buruk,
biasanya mati dalam waktu 48 jam, meskipun wet
tail bukanlah zoonosis.
Salmonellosis
Penyakit bacterial yang sering ditemukan diantara
hamster adalah Salmonellosis,
menyebabkan penyakit alat pencernakan (intestinal
disease) karena itu adanya wet tail
jangan lupakan penyakit salmonellosis ini.
Patut diingatkan bahwa salmonellosis
adalah penyakit zoonosis. Penyakit ini umumnya didapat peroral karena
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Kebersihan makanan
(sayuran, buah, dll) dan air minum harus sangat diperhatikan. Menghadapi salmonellosis paling baik adalah
melakukan preventive medicine dan
sosialisasi kepada klien. Karena sifatnya zoonosis,
maka dokter hewan dapat menganjurkan eliminasi.
Rabies
Sangat jarang terjadi hamster sebagai pet animal mengidap penyakit Rabies (anjing gila), karena dipelihara
soliter dan umumnya indoor. Rabies disebabkan oleh virus dan menyebar dan
menginfeksi hewan melalui gigitan hewan yang membawa virus rabies. Rabies pada hamster perlu dikemukakan dibuku
ini karena bila hamster terpepet suka menggigit, penyakit ini bersifat zoonosis dan pernah dilaporkan ada
hamster yang terkena rabies, meskipun
hanya diantara hamster pada habitat aslinya dan terinfeksi melalui luka-luka
alami, virus rabies mana berasal dari
saliva induk semang alami (natural host)
seperti skunk, foxes, bats, etc .
Lymphocytic Choriomeningitis
Penyakit LC ini disebabkan oleh virus dan merupakan zoonosis.
Kasus LC perlu dilaporkan karena banyak terjadi di Amerika sekitar tahun
1974-1975 dan telah ada yang menular kepada manusia, sehingga penyakit ini
dipandang perlu dikemukakan didalam buku ini untuk kewaspadaan. Gejala LC (pada
manusia) adalah demam berulang (recurrent
fever), nyeri kepala (headaches),
fatique, nyeri otot, tenggorokan rasa nyeri dan kering, gatal dan arthritis. Sebagai induk semang alami
adalah hewan bangsa rodentia, dan dari sumbernya itulah hamster mendapat
infeksi virus ini sebelum dipelihara. Perlu diingatkan kepada klien, bahwa
berhati-hatilah memelihara hewan bangsa rodentia asal alam aslinya.
Demodectic mange
Adalah ektoparasit umum yang sering ditemukan pada
hewan yang kurang / tidak terawat. Hamster dapat pula mengidap demodec ini. Demodec menyukai tinggal difolikel rambut dan kelenjar kulit
tertentu, terutama didaerah dorsal tubuh. Demodec
menjadi lebih menyebar pada hewan yang menderita malnutrisi dan penyakit organ
dalam.
Gejala yang dapat diamati adalah bulu rontok, kulit
kering dan bersisik. Bila melihat gejala seperti tsb, dokter hewan harus
melakukan pemeriksaan kerokan kulit.
Parasit alat
pencernakan
Dari otopsi seringkali ditemukan cacing pita (tape worms) didalam usus kecil hamster.
Mengidap cacing pita ini, hamster menjadi kurus. Untuk mendiagnosis diperlukan
pemeriksaan feses rutin. Perlu diingatkan bahwa cacing pita ini adalah salah satu
parasit zoonosis. Penularannya adalah peros, ketika makan makanan yang
tercemar oleh kotoran hamster yang mengandung parasit. Telur-telur cacing pita
ini dikeluarkan bersamaan didalam feses. Ingatkan kepada anak-anak sehabis
bermain dengan hamsternya agar mencuci tangannya dengan deterjen sampai bersih
benar.
Pin-worms
Pin worms adalah endoparasit intestinal yang lebih jarang
ditemukan pada hamster. Cacing ini sangat kecil menyukai habitat didalam usus
besar dan hampir tidak menunjukkan gejala apapun kalau tidak pemiliknya
memperhatikan sangat teliti.
Untuk mendiagnosis pin-worm
diperlukan pemeriksaan rutin feses secara mikroskopis. Telur-telur pin-worm suka terkumpul disekitar anus
dan menyebabkan gatal dan radang disekitar anus. Untuk mengetahui hal ini dapat
dilakukan cara dengan menempelkan selotape (cellophane
tape) kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Untunglah bahwa pin-worm pada hamster bukanlah merupakan
zoonosis.
Hamster dan
antibiotika
Antibiotika tertentu yang diberikan kepada hamster
baik peros maupun perinjeksio dapat berefek lethal.
Termasuk kedalam antibiotika ini adalah : ampisilin,
penisilin, erithromisin, lincomisin dan streptomisin.
Penyebab utama efek lethal antibiotika tsb adalah justru adanya keadaan ketidak
seimbangan mikroorganisme yang ada didalam alat pencernakan hamster ybs.
Mikroorganisme/mikroflora didalam alat pencernakan hamster yang dibutuhkan akan
mati oleh antibiotika tsb sementara itu minkroorganisme/mikroflora pathogen
justru berkembang dengan cepat. Perkembangan bacteria yang begitu cepat
menghasilkan bahan kimia yang berbahaya bagi hamster ybs dan inilah yang
berefek lethal.
Antibiotika tertentu (streptomisin,
dehidrostreptomisin) tidak mengganggu keseimbangan mikroflora alat pencerkanan
hamster tetapi justru langsung meracuni hamster, oleh karena itu sama sekali
jangan memberikan streptomisin atau dehidromisin kepada hamster. Pemberian
antibiotika kepada hamster mutlak diperlukan nasehat dokter hewan (bahan untuk client education) yang suka mengobati
hewannya sendiri tanpa konsultasi dengan dokter hewan, meskipun peroral
sekalipun.
Untuk
mengurangi resiko terapi antibiotika, seyogyanya dianjurkan kepada client untuk memberikan yohurt
½ ml peroral pagi dan sore selama hamster sedang menjalani terapi antibiotika,
bahkan tambah 5-7 hari paska terapi antibiotika. Yohurt akan mengganti penyediaan mikroflora alat pencernakan sementara
selama menjalani terapi antibiotika tsb.
Alergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar