Rabu, 19 Oktober 2016

ExMed-IV

MARMOT  (GUINEA PIGS)

Oleh: Drh. S. Dharmojono

            Pendahuluan

Marmot atau Guinea Pigs adalah hewan bangsa rodentia, berkeluarga dengan bangsa Chinchillas dan porcupines, berasal dari Pengunungan Andes, Amerika Selatan.. Hewan ini mungkin pertama kali didomestikasi oleh bangsa Indian di Peru, digunakan sebagai bahan makanan dan upacara ritual untuk memuja tuhannya.
Dalam abad ke-XVI, bangsa Belanda memperkenalkan hewan ini ke Europa, dan mulailah orang melakukan peternakan Guinea Pigs ini dan melakukan seleksi dan mulailah dipelihara dalam kandang-kandang untuk mendapatkan penghasilan.

Performan

Marmot mulai dikenal orang sebagai hewan piaraan dan kesayangan karena ber temperamen ramah dan lembut (docile), cenderung tidak menggigit atau mencakar bila dipegang dan mempunyai perilaku bersih disamping bulunya lembut dan indah.
Marmot adalah hewan pendek usia, seperti halnya hamster, dapat sebagai media pembelajaran diantara anak-anak bagaimana kehidupan dimulai, tumbuh, tua kemudian mati. Kanak-kanak dapat memperoleh pengalaman dan arti hidup, tumbuh dan tenggelamnya mahluk hidup sebagaimana semua mahluk nanti akan alami.
Dalam habitat alam aslinya, marmot hidup dipadang rumput yang luas. Mereka mencari “rumah” dibawah apapun yang sekiranya dapat dipakai berlindung dari panas, hujan, dingin dan bersembunyi dari predatornya. Marmot dapat dibuat hidup bersosial dan cenderung hidup berkelompok. Marmot aslinya adalah hewan herbivore dan mencari makanannya dari rumput, akar-akaran, buah dan biji-bijian pada sore hari.
Dibidang penelitian marmot sudah lama dipakai dalam kegiatan penelitian laboratorium biomedical. Itu sebabnya pengetahuan mengenai marmot diperoleh dari penelitian dan pengalaman sebagai hewan didalam hidup berkelompok dari pada sebagai hewan piaraan soliter, akibatnya baru sedikit sekali informasi mengenai marmot sebagai hewan kesayangan individual dari aspek perawatan dan terapi individual. Problema marmot dari aspek kedokteran masih sedikit diketahui dan dibahas.

Memegang dan menguasai (handling and restraint)

Bila dipegang, jarang sekali marmot akan meronta, hanya terdengar suara seperti babi sepertinya melakukan protes, walau demikian memegang / mengangkat marmot haruslah berhati-hati, yaitu dipegang dengan kedua tangan. Satu tangan diletakkan dibagian  bawah dada dan abdomen dan tangan lainnya diselangkangannya, seperti halnya menguasai kelinci. Untuk yang dewasa dan yang sedang bunting agar lebih berhati-hati dan lembut tetapi kencang agar tidak terjatuh dari pegangan. Seperti telah diutarakan diatas, marmot jarang sekali menggigit bila dipegang. Beberapa pengalaman menyatakan bahwa hanya 1 ekor diantara 400 ekor marmot yang berperilaku menggigit.

Perkandangan

Seperti halnya pada pemeliharaan hewan kecil lainnya (iguana, ular, hamster), maka perkandangan sangatlah penting. Kesejahteraan dan kenyamanan marmot haruslah merupakan tujuan utama dalam pembuatan kandangnya. Kandang marmot dapat dibuat dari bahan kawat stainless steel, plastic (durable plastic) atau gelas/kaca. Bahan yang tersebut 3 terakhir lebih baik karena bahan tersebut tidak mengalami korosi. Untuk kandang marmot jangan dibuat dan dari bahan kayu atau semacamnya, karena marmot adalah hewan rodentia (mengkrikiti) disamping sulit dibersihkan. Design kandangnya haruslah “escape proof” dan jangan ada bagian-bagian tonjolan dan tajam yang dapat mencelakakan penghuninya. Ruangan kandang juga harus cukup memberikan penghuninya beraktivitas, seyogyanya sediakan ruangan dengan luas 100 inches persegi untuk setiap marmot dewasa, tetapi untuk marmot yang diternakan/dikembang biakkan luas lantai supaya lebih besar yaitu 180 inch persegi perekornya. Pintu keluarnya lebih baik membuka dari dan keatas, sehingga dinding-dindingnya dibuat tingginya 7-8 inches. Untuk pejantan marmot memerlukan tinggi kandang 10 inches, karena pejantan marmot lebih suka memanjat. Lantai kandang dapat dibuat dari kawat ayam, dengan maksud agar kotoran, feses dan sisa makanan lainnya dapat jatuh keluar, hanya saja harus diingat bahwa mutu kawat harus yang baik tidak tajam dan tidak cepat berkarat. Lobang-lobang kawat jangan terlalu besar karena kaki marmot dapat keceblos kedalamnya dan terluka. Kejadian begini inilah yang terutama dihadapi dokter hewan dalam praktek dengan pasien marmot (trauma kaki). Disudut lantai juga perlu dibuatkan tempat dari bahan lunak tetapi liat untuk kasur atau bersarangnya, asal yang mudah dibersihkan. Bahan sarang/tempat tidur harus mudah dibersihkan, tidak beracun (nontoxic) dan bersifat absorbent, bebas debu dan mudah diganti. Bahan untuk sarang/tempat tidur dapat dipakai dari kertas (shredded paper), gergajian kayu atau hancuran tongkol jagung. Bahan yang mudah menggumpal patut dihindari karena bila basah akan menempel dibadan atau bagian belakang (anus), alat kelamin marmot yang mengundang bakteri, jamur atau parasit, dll. Penggumpalan kotoran disertai bulu-bulu akan mengganggu urinasi, defikasi atau ketika akan kopulasi. Kandang marmot juga harus cukup penyinaran dan ventilasi udara.
Marmot tidak menyukai keributan, suasana ramai akan membuatnya stress. Perubahan lingkungan sekonyong-konyong patut dihindari.
Bila ada keributan atau marmot mengira akan datangnya bahaya, maka marmot akan bereaksi dengan cara sbb:

·         Marmot akan “diam membeku” (freezing), tidak mau bergerak sampai lama, lebih dari 20 menit atau sebaliknya menjadi
·         Panic, dan melompat disertai oleh (shrill squealing). Gerakan panic demikian akan mengobrak-abrik apa saja didalam kandang tsb (makanan, minuman, tempat tidur, dsb) dan mencari persembunyian (visual security)

Hygiene

Hygiene merupakan managemen yang utama. Sering / tidak seringnya kandang dibersihkan tergantung kepada design kandang, bahan yang dipakai untuk kandang, luas kandang dan berapa marmot yang dipelihara didalamnya. Tetapi paling tidak kandang beserta perlengkapannya harus dibersihkan/diganti seminggu sekali, kecuali tempat makanan dan minuman mesti dicuci setiap hari, karena itu sediakan tempat makanan dan minuman rangkap agar dapat dipakai bergantian manakala yang seperangkat lainnya sedang dibersihkan.
Dalam membersihkan peralatan tsb gunakanlah air panas dan detergen kemudian dijemur, sebelum dipakai kembali harus sudah dalam keadaan kering benar-benar. Untuk membersihkan endapan-endapan urine sebaiknya digunakan air cuci yang dicampur dengan vinegar.

Makanan & Minuman

Air bersih dan makanan segar selalu harus tersedia sepanjang waktu. Makanan buatan pabrik sekarang telah mudah didapat disupermarket atau pet-shop, periksalah tanggal kedalu warsanya. Sepertinya makanan/nutrisi marmot sama dengan kelinci, tetapi sebetulnya tidaklah demikian. Untuk marmot dibutuhkan lebih banyak vitamin dan asam folat (folic acids). Tidak seperti halnya kelinci, maka marmot tidak mampu membuat sendiri vitamin C, oleh karenanya nutrisi marmot perlu ditambahkan vitamin C. Karena vitamin C larut dalam air, maka makanan marmot yang berupa pellets dari pabrik perlu disuplementasi dengan vitamn B komplek dan Vit C.
Pellets untuk nutrisi marmot umumnya mengandung 18-20% protein, 16% serat dan +/- 1 gram vit C perkg pellets. Kandungan Vit C dalam nutrisi tersebut, meskipun makanan tsb sudah disimpan didalam tempat yang sejuk, kering, tetap saja ½ vit C akan degradasi dan hilang dalam waktu 6 minggu dari tanggal produksi. Itulah alasannya mengapa pellets marmot perlu disuplementasi dengan vit C sbb: 200 mg vit C (ascorbic acids) perlu ditambahkan dalam setiap 1 qt air minumnya dan harus dibuat segar setiap 12 jam, atau bila dengan bahan segar (sayur dan buah) setiap ekor marmot perlu diberi kale atau kubis atau ¼ butir jeruk setiap hari. Makanan segar tambahan tsb tidak boleh lebih dari 10-15% dari diet hariannya. Juga bahan makanan segar tsb harus benar-benar dicuci dari kemungkinan tersisanya insektisida atau kontaminasi oleh bakteri, telur cacing, dll. Seyogyanya makanan / minuman ditempatkan dalam wadah terbuat dari ceramic yang tebal dan berat supaya tidak mudah tumpah dan ditempatkan lebih tinggi dari lantai kandangnya. Air minum harus selalu tersedia dan tidak terkontaminasi oleh apapun dan berikan dalam semacam botol (“sipper tube”). Botol berpentil ini harus dibersihkan setiap hari.
Marmot adalah hewan yang sulit beradaptasi dengan lingkungan, makanan (rasa, bau, tekstur), minuman dan perubahan baru. Oleh karena itu bila akan merubah hal-hal itu harus dilakukan perlahan-lahan dan step by step. Janganlah membuat perubahan sekonyong-konyong.

Pembiakkan (breeding)

Dewasa kelamin (cukup umur untuk dikawinkan) marmot betina adalah sebelum berumur 7 bulan. Lebih dari umur ini baru dikawinkan biasanya akan mendatangkan problem dikemudian hari, yaitu dystocia. Itulah sebabnya sebaiknya mengkawinkan marmot betina untuk pertama kali ketika berumur 3-6 bulan sedangkan jantan marmot pada umur 3-4 bulan.
Siklus birahi (heat cycle) marmot betina berakhir 16 hari. Periode selama itu marmot siap berkawin. Marmot betina siap kawin (heat) lagi hanya 6-15 jam setelah melahirkan. Kondisi demikian disebut “postpartum estrus”. Ini berarti bahwa ibu marmot dapat menyusui anak-anaknya dalam keadaan sudah hamil lagi.
Masa bunting adalah antara 63-68 hari. Makin besar jumlah, demikian sebaliknya anaknya nanti makin pendek masa kebuntingannya. Masa kebuntingan marmot betina lebih panjang bila dibandingkan dengan bangsa rodentia lainnya.
Marmot yang bunting tentu saja memperlihatkan besar dibagian abdomennya sampai dapat 2 kali lipat berat badannya. Waktu melahirkan biasanya sulit diketahui karena marmot tidak biasa mempersiapkan sarang melahirkan seperti halnya hewan lainnya, tetapi yang berpengalaman lagi teliti, akan melihat bahwa menjelang melahirkan kelihatan bagian pelvis berkembang melebar didepan alat kelaminnya. Pelebaran pelvic

ini dapat lebih dari 1 inch. Kejadian ini tidak terlihat pada marmot yang (di)kawinkan untuk pertama kali ketika umur sudah lebih dari 7 bulan. Inilah alasannya mengapa marmot dibiakkan untuk pertama kali sebaiknya pada umur antara 3-6 bulan (sebelum umur 7 bulan), karena perkawinan pertama yang terjadi pada usia >7 bulan akan mengalami kesulitan melahirkan dikemudian hari. Kesulitan melahirkan secara alami harus diatasi dengan operasi caesarian untuk menyelamatkan ibu dan anak-anaknya.
Partus yang normal biasanya berjalan selama 30 menit dengan 5 menit antara setiap anak yang dilahirkan. Jumlah anak (litter) antara 1-6 ekor dan rata-rata 3-4 ekor. Anak-anak yang dilahirkan pada periode pertama kali melahirkan sangat kecil. Dalam hidupnya marmot betina dapat mengalami aborsi atau stillbirths. Anak marmot yang dilahirkan relative sudah “lengkap” (mature) dilihat dari sudah berbulu halus, dapat berjalan, mata terbuka dan sudah mempunyai gigi karena itu sudah dapat makan makanan yang agak keras solid. Anak-anak marmot menyusu sampai selama 2 minggu.

STATISTIK VITAL MARMOT

                        Nama ilmiah                            Cavia porcellus
                        Kesempatan hidup                    3-4 tahun
                        Potensi hidup                           6-7 tahun
                        Suhu lingkungan yang cocok     65-75 F
                        Kelembaban relative                 40-70%
                        Dikawinkan pertama kali          Jantan : 3-4 bulan
                                                                        Betina : 3-6 bulan
                        Siklus birahi (heat cycle)           16 hari
                        Panjang estrus                          8 jam
                        Masa kebuntingan                     63-68 hari
                        Jumlah anak (litter size)            1-6 ekor
                        Umur sapih                              2-3 minggu


Kondisi yang memerlukan bantuan Dokter Hewan

Malocclusion gigi premolar

Problema utama pada marmot terutama yang sudah usia antara 2-3 tahun adalah bertemunya gigi premolar atas dan bawah. Dalam kondisi seperti ini marmot tidak dapat mengunyah dan makan. Gejala yang biasanya dilihat oleh pemelihara adalah dikiranya marmotnya tidak mau makan sehingga menjadi kurus, disamping itu saliva biasanya menetes keluar.
Untuk mengatasi kondisi demikian harus consult kepada dokter hewan, karena memerlukan tindakan operasi pemotongan premolar tersebut dibawah anesthesia umum. Operasi pemotongan gigi ini cukup sulit bukan karena prosedurnya melainkan karena kecilnya hewan demikian pula sempitnya mulut sebagai ruang untuk melakukan operasi. Sebelum dan sesudah operasi pemotongan (trimming) gigi premolar ini seyogyanya marmot diberi makanan secara paksa (force feeding) dan antibiotika terapi.
Anehnya malocclusion seperti ini rupanya adalah herediter. Ada marmot yang tidak pernah mengalami problema ini, sehingga disarankan bahwa marmot dengan problema malocclusion seyogyanya tidak diternakan saja, untuk menghindari keturunannya akan mengalami malocclusion yang sama demikian.  

Defisiensi vitamin C (Scurvy or Scorbutus)

Marmot tidak mampu mesintesis sendiri vit C didalam tubuhnya, oleh karena itu marmot harus mendapatkan tambahan vit C dari luar yaitu dari minuman atau makanannya.. Defisiensi vit C menyebabkan penyakit scurvy dengan memperlihatkan gejala: tidak nafsu makan, bengkak dan nyeri sendi-sendi dan rusuk, sulit/tidak mau bergerak, tulang dan gigi kurang berkembang, mudah perdarahan di gusi dan otot.
Untuk menghindari rusaknya vit C, cara menyimpan makanan harus disempurnakan, karena vit C larut didalam air, maka penyimpanan makanan harus tidak kena sinar matahari atau kekeringan.
Tindakan untuk mengatasi scurvy tentu saja perbaikan nutrisi dengan kandungan vit C cukup atau berikan suplementasi vit C melalui makanan dan minuman. Untuk mengatasi yang akut dapat diberikan suntikan vit C.

Kesulitan melahirkan (Dystocia)

Telah diutarakan diatas, mengawinkan marmot betina yang pertama kali harus sebelum umur 7 bulan, karena setelah 7 bulan pelvic tidak/kurang berkembang lagi. Kesulitan melahirkan umumnya karena waktu perkawinan setelah umur 7 bulan tsb. Bila kesulitan melahirkan karena factor tersebut (tidak mengembangnya ruang pelvic) tidak ada jalan lain kecuali melakukan operasi caesaria.
Gejala dystocia yang dapat terlihat meliputi merejan tetapi tidak keluar fetusnya dan perdarahan dari alat kelamin.

Keracunan ketika bunting (pregnancy toxemia)

Problema ini adalah serius dan sering terjadi pada marmot betina yang bunting dalam kondisi kegemukan pada kebuntingan yang pertama atau kedua. Gejala terlihat ketika hari ke 1-5 selama kebuntingan umur 2 minggu atau seminggu sebelum melahirkan. Gejala yang terlihat: tidak mau makan, depresi, lemah, tidak mau bergerak, kalau jalan sempoyongan (incoordination), sulit bernafas, coma sampai kematian. Ada kejadian dimana marmot “sekonyong-konyong” mati karena kekurang telitian pemeliharanya dalam mengamati peliharaannya. Memang penyebabnya tidak selalu sederhana, seperti terlalu banyak fetus, kurang bergerak (selalu didalam kandang yang sempit), tetapi kebanyakan karena obesitas dan stress.
Untuk mengatasi pregnancy toxemia melalui preventive medicine yaitu nutrisi cukup tidak belebihan untuk menghindari obesitas, berikan kandang cukup untuk exercise dan sediakan air minum segar selalu.

Bulu rontoq

Bulu rontoq atau menipis sering dialami oleh marmot betina yang keseringan melahirkan. Bayi marmot yang malnutrisi atau tidak cukup mendapatkan ASI sering mengalami kerontoqan bulu. Ada marmot yang memang mempunyai kebiasaan buruk yaitu menggigiti kulit tubuhnya sendiri (barbering).
Penyebab kerontoqan bulu lainnya adalah infestasi oleh ektoparasit, misalnya mite, mange, jamur, dll.

Stress oleh panas (heat stroke)

Marmot rawan oleh stress karena panas, terutama marmot yang menderita obesitas atau marmot bangsa berbulu tebal dan lebat. Penyebab stroke lainnya adalah penghuni terlalu padat, temperatur lingkungan diatas 85 F, derajat kelembaban tinggi (>70%), kurang teduh atau ventilasi yang buruk.
Gejala-gejala heat stroke a.l.:  (panting), slobbering), kelemahan, tidak suka bergerak, delirium, konvulsi/kejang dan akhirnya dapat mati.
Untuk mencegah terjadinya heat stroke diperlukan observasi yang intensif, beri semprotan air segar dan dingin, bawa kelingkungan yang segar seperti tempat yang teduh, bila dipelihara diluar rumah (outdoor) pastikan tidak terkena sinar matahari langsung terlalu lama, bila pemeliharaan indoor memerlukan ventilasi yang baik.

Cancer

Sepanjang pengalaman memelihara marmot sebagai hewan kesayangan jarang sekali ditemukan cancer. Cancer yang pernah ditemukan diantara marmot yang sudah tua. Tumor benigne lebih sering ditemukan diantara marmot yang tua berupa tumor kulit atau disepanjang alat pernafasan. Cancer yang pernah ditemukan diantara marmot meliputi cancer alat reproduksi, kelenjar susu dan darah (leukemia)

Infeksi teracak (Bacterial pododermatitis)
                                   
Marmot yang dipelihara dikandang dengan berlantaikan kawat nyatanya sering menderita bacterial pododermatitis. Kondisi yang mendorong terjadinya pododermatitis adalah: lantai kandang yang kotor oleh feses, sisa-sisa makanan dan minuman, lantai kandang yang kasar dan tajam.
Gejala pododermatitis a.l. kebengkakan pada tracaknya, hilang nafsu makan, tidak mau bergerak atau berjalan apalagi bila juga menderita obesitas.
Untuk mengatasi pododematitis paling baik melakukan preventive medicine meliputi hygiene & sanitasi kandang dan lingkungan dan perbaikan managemen. Pododermatitis merupakan predisposisi terjadinya radang sendi (arthritis).

Cervical lymphadenitis

Makanan yang keras lagi tajam, seringkali melukai rahang bawah dan atau bibir dan memberi peluang untuk terjadinya infeksi oleh bacteria dan seringkali menjadikan abses didalam kelenjar lymphe disekitarnya, terjadilah lymphadenitis didaerah leher.
Gejala lymphadenitis adalah a.l. nyeri bila diraba, bengkak dirahang bawah dan berisi timbunan nanah. Bila sudah “masak” abses akan pecah diujungnya dan keluar nanah yang kental berwarna putih kekuningan. Dokter Hewan dapat melakukan uji kultur dan sensitivity untuk mengetahui jenis bakteri dan antibiotika yang cocok.
Mengatasi lymphadenitis dilakukan sebagaimana merawat abses pada umumnya dan lakukan terapi antibiotika parenteral.

Pneumonia

Pneumonia (radang paru) merupakan penyakit infeksi yang sering diderita marmot piaraan. Gejala yang diperlihatkan adalah stress, pernafasan berat tetapi cepat, keluar kotor / lendir dari mata dan hidung, tidak nafsu makan, lethargy. Kadang kalau akut sekali, sebelum menunjukkan gejala marmot terlanjur mati.
Infeksi didalam telinga bagian tengah atau dalam (otitis media / internalis) seringkali didahului oleh infeksi alat pernafasan. Gejalanya adalah seringkali menggelengkan kepala, kepala miring, jalan tidak koordinasi, dll.
Untuk mengatasi kondisi demikian segeralah konsultasi kepada dokter hewan. Dokter akan malakukan uji kultur dan sensitivity untuk melakukan terapi antibiotika pro-injeksi. Diketahui bahwa bacteria penyebab pneumonia pada marmot ini dapat diidentifikasi diantara kelinci dan tikus peliharaan. Itulah alasannya mengapa sebaiknya memelihara marmot jangan dicampur dengan kelinci, hamster atau tikus meskipun sama-sama bangsa rodentia.

Radang alat pencernakan (Bacterial enteritis)

Alat Gastro-intestinal marmot dapat terinfeksi oleh bermacam bacteria. Bakteria pathogen ini dapat berasal dari makanan (sayuran, buah, dll) dan air minum yang tercemar bacteria tsb.
Gejala dari radang alat pencernakan umumnya: tidak mau makan, diare, muntah, berat badan menurun, dll
Untuk mencegah atau mengatasi bacterial infeksi dimulai dari perbaikan managemen, hygiene & sanitasi, perbaikan nutrisi. Untuk kuratif berikan penderita fluid therapy atau force feeding dengan makanan lunak dan berikan suplementasi vitamin.

Ringworm

Jamur ringworm sering ditemukan pada marmot peliharaan, penyebabnya sama dengan jamur “athlete’s foot” pada manusia. Marmot yang masih muda lebih mudah terserang ringworm. Bagian tubuh yang terserang biasanya wajah, hidung dan telinga. Gejala ringworm adalah ada bagian bulu yang rontoq. Untuk diagnosis ringworm perlu melakukan pemeriksaan kerokan kulit.
Untuk mengatasinya dapat dipilih obat anti jamur sesuai dengan jamur tsb baik topical maupun peroral. Perlu diingatkan bahwa ringworm menular ke manusia, jadi peringatkan terutama kepada kanak-kanak untuk menjaga kebersihan, cuci tangan dengan ditergen setelah main-main dengan marmotnya.

Infestasi kutu (Lice infestation)

Ektoparasite pada marmot umumnya lice atau mites. Lice sangat kecil tidak bersayap bentuknya gepeng yang hidup di bulu-bulu. Lice dewasa dan telur-telurnya hidup lengket pada batang-batang bulu. Lice makan cairan kulit yang dikeluarkan dari luka kecil superficial dikulit yang mereka buat.
Infestasi ringan oleh lice sering tidak terlihat, baru setelah meluas dan banyak lice kelihatan gejala-gejala : kegelisahan, gatal dan lecet (icthing) terutama dibagian tubuh yang mudah digaruk misalnya ditelinga, kemudian timbulah kerak-kerak / sisik oleh eksudat yang membeku/kering.

Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan langsung pada kulit dan bulu bisa dilihat lice dengan atau tanpa mikroskop. Penularan lice dapat terjadi dengan kontak langsung dengan marmot yang membawa lice. Jadi seyogyanya marmot yang baru diperoleh /dipelihara dipisahkan dahulu (karantina) untuk observasi ada tidaknya lice. Lice marmot tiddak menular kepada manusia.
Untuk mengatasi infestasi lice, marmot dimandikan (mandi sehat) dengan shampoo yang mengandung anti ektoparasit (insecticidal  shampoo).

Infestasi Mange (mites)

Mites mirip dengan scabies mites pada manusia dan dapat dengan serius menginvasi marmot. Mites dapat dilihat dengan mikroskop, menyerupai  laba-laba (spider like organism) dan hidup dilapisan terluar dari kulit. Patologik menimbulkan kegatalan hebat dan rontoqnya bulu-bulu. Invasi hebat dengan mites menyebabkan marmot gelisah, lari kesana-kemari, berputar-putar bahkan dapat sampai konvulsi.
Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan mikroskopik terhapat kerokan kulit.
Untuk mengatasi mites dapat dipakai ivermectin, kepada yang menderita hebat diberikan suntikan ivermectin sampai 4 kali dengan antara 10-14 hari. Selama pengobatan sebaiknya lantai/kasur diganti dengan kertas handoek puith (white paper towel) agar marmot bisa tenang dan nyaman.
Penularan mites terjadi melalui kontak langsung, jadi lakukan observasi yang intensif bila ada marmot yang baru datang. Untunglah mites marmot tidak menginvasi manusia.

Endoparasit

Endoparasit bukan merupakan problem serius pada marmot asal hygiene & sanitasi lingkungan, terutama kandang diperhatikan.
Protozoa (Coccidia sp) dapat menginvasi marmot, dengan gejala: kelemahan, diare dan kekurusan.
Ada infeksi oleh pinworm tetapi umumnya tidak terlihat. Untuk mendiagnosis endoparasit dilakukan pemeriksaan feses. Pengobatan endoparasit dapat diberikan antiparasit sesuai dengan jenis parasit yang ditemukan.

Terapi antibiotika

Melakukan terapi antibiotika baik perinjeksio maupun peroral kepada pasien marmot harus sangat berhati-hati, karena beberapa jenis antibiotika dapat membahayakan seperti:  ampisilin, penisilin, bacitrasin, erithromisin, lincomisin, gentamisin, clindamisin, streptomisin, vancomisin dan tetrasiklin, bahkan terapi antibiotika topical dapat berefek lethal. Hal tsb disebabkan karena terapi antibiotika sangat mempengaruhi keseimbangan mikroflora/mikroorganisma didalam alat pencernakan marmot, beberapa macam bacteria pathogen akan tumbuh leluasa dan mengahsilkan bahan kimia yang berfefek lethal kepada marmot. Khusus antibiotika streptomisin dan dihidrostreptomisin jangan digunakan untuk marmot karena sangat toksik bagi marmot.
Terapi antibiotika yang terpaksa harus diberikan, harus disertai pemberian yoghurt putih (dosis 0,5-2,5 ml) pagi dan sore dan ditambah 5-7 hari pemberian lagi setelah terapi antibiotika yang terakhir.

Alergi tehadap Marmot (guinea pig dander)

Ada orang-orang tertentu yang alergi terhadap bulu dan dander marmot. Mungkin sekali orang yang karena pekerjaannya selalu bersentuhan/berdekatan dengan marmot sehingga terjadi resistensi yang intens akan marmot. Hal ini terlihat pada orang-orang yang ditugasi memelihara marmot untuk percobaan di laboratorium.
Gejala-gejala alergi ini meliputi :  mata pedih/meradang, bersin, hidung meler, batuk-batuk, pernafasan pendek, suara wheezing, gatal dan paling serius adalah terjadinya anaphylactic shock. Untuk kasus yang terakhir perlu rawatan emergency

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar