Rabu, 19 Oktober 2016

RABBIT-I

RABBIT MEDICINE

(ILMU KEDOKTERAN UNTUK KELINCI)

Oleh: Drh. S. Dharmojono



PENDAHULUAN

Sudah cukup lama kelinci dipelihara sebagai hewan kesayangan (pet animal), hal ini diketahui dengan makin banyaknya kelinci dibawa kepraktek Dokter Hewan.
Menjadikan kelinci (Rabbit) sebagai hewan kesayangan pasti memerlukan pengetahuan khusus tentang kelinci seperti: anatomi, fisiologi, nutrisi, perilaku (behaviour), karakter biologic, penyakit-penyakit, teknik menguasai (how to restraint), menangkap, mengangkat, perawatannya, pengobatannya, bagaimana instinknya, dsb, karena meskipun sama-sama kecil ukurannya, bertaring (insicivum), berbulu, tetapi kelinci jelas bukannya anjing kecil atau kucing, bukan?.
Mempelajari kelinci dari aspek-aspek ilmu yang tersebut diatas merupakan keharusan bagi Dokter Hewan praktisi, karena sangat menantang, asyik dan menyenangkan.

ASAL USUL KELINCI

Ordo Lagomorpha, family Leporidae, termasuk hewan tua, eksistensinya sudah ada sejak zaman eosen, bentuk yang sekarang sudah ada pada zaman pleistosen. Lagomorpha dahulu dimasukan kedalam Rodentia karena memiliki gigi seri pengerat. Berdasarkan serologic dan morphologic lebih berdekatan dengan hewan berkuku.
Ciri khas gigi-serinya (insicivum) panjang dan terus bertumbuh. Ada 2 pasang gigi-seri atas. Persis dibelakang pasangan terdepan ada yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Ada celah (diastema) antara taring dan geraham palsu.
Telinganya lebar dan panjang kebalikannya ekornya pendek. Secara alaminya tubuhnya pipih dibagian samping agar larinya kencang berlomba dengan predatornya. Kaki belakangnya jauh lebih panjang dibandingkan dengan kaki depannya. Kaki depannya dengan 5-jari sedangkan kaki belakangnya dengan 4-jari, cakarnya sangat kuat. Bagian atas kaki tertutup bulu panjang seperti sikat berfungsi sebagai “shock breaker” ketika meloncat. Warna bulu tidak mencolok, sering merupakan kombinasi warna coklat, putih, abu atau hitam
Kelinci termasuk hewan adaptif, kelinci dapat menyesuaikan diri dengan habitat hidupnya. Kelinci hidup di daerah dingin bahkan di antartika Amerika Utara, Canada, Alaska, bisa hidup didarah iklim panas seperti Indonesia dapat pula didaerah tandus di California, Arizona, Meksiko.
Kelinci juga adaptif terlihat dari fisiologi meluruh bulu. Sesuai dengan pergantian musim, kelinci dapat meluruh bulu satu sampai tiga kali tiap musim secara teratur. Proses meluruh ini berkaitan dengan suhu dan intensitas cahaya. Telinga yang panjang dan kapilarisasi yang intensif juga salah satu upaya penyesuaian suhu tubuh.
Karena kemampuannya adaptasi dan cepatnya berkembang biak sekaligus kelinci dapat menjadi sumber daging/bulu tetapi sekaligus dapat menjadi hama pertanian seperti di Australia dan New Zealand. Cepatnya berkembang karena kelinci secara seksual cepat matang, pada umur 3 bulan sudah mulai berbiak, masa hamil 42 hari, paskapartus dan masa birahi cepat, anak yang dilahirkan (jumlah litter) banyak.  

Kelinci mungkin dahulunya berasal dari Eropa Barat dan Afrika Utara. Di Indonesia ternyata banyak ras kelinci juga. Kelinci makin popular sebagai hewan kesayangan mungkin karena relative “mudah” perawatannya, tidak memerlukan makanan banyak dan murah, ruangan cukup kecil mudah berteman dan dibelai oleh anak balita sekalipun, dapat dipelihara didalam rumah (indoor) maupun diluar rumah (outdoor). Warna dan panjang bulunya bermacam-macam dan indah, cara jalannya, warna mata dan telinganya khas. Alangkah lucu dan indah-cantiknya mahluk ini.
Memang tujuan memelihara kelinci tidak semata-mata untuk hewan ke-sayangan saja, karena ada bangsa kelinci besar yang dipelihara untuk produksi dagingnya, karena merupakan sumber protein yang baik, mudah dikembangkan sehingga murah harganya. Di Solo (Tawangmangu), Lembang, dsb sangat terkenal dengan sate daging kelinci. Kulit dan bulunya dapat untuk kerajinan sepatu, tas, dompet atau peci. Kelinci juga mempunyai cukup intelegensia, dapat diajari kebersihan dengan buang air kecil/besar ditempatnya (dalam litter box).

KARAKTERISTIK ANATOMI DAN BIOLOGI

Gigi kelinci adalah system akar terbuka (open rooted teeth), sehingga akan tumbuh sepanjang hayatnya. Rumus giginya adalah 2/1, 0/0, 3/2, 3/3, berbeda dengan bangsa hewan mengerat (rodentia) lainnya. Kelinci mem-punyai 2 (dua) pasang gigi seri atas (upper incissors). Pasangan gigi seri atas yang kedua lebih kecil dan terletak langsung dibelakang pasangan gigi seri atas yang pertama dengan kurang pinggiran pengirisnya (cutting edge).
Malaoklusi (malocclusion) dan pertumbuhan lebih (overgrowth) gigi-seri ini sering terjadi, biasanya tumbuh sampai sepanjang 10-12 cm pertahun se panjang masa hidup (life span) kelinci tersebut.

TELINGA KELINCI

Telinga kelinci mempunyai vaskularisasi (jaring-jaring pembuluh darah) yang sangat intensif karena telinga harus berfungsi pula membantu pengaturan suhu tubuh selain sebagai indera pendengaran. Telinga kelinci merupakan organ yang sensitive dan rapuh (fragile), sehingga janganlah dipakai sebagai bagian dari cara memegang dan menguasainya (physical restraint).



SKELETAL KELINCI

Demikian pula tulang kerangka (skeletal) kelinci adalah organ yang fragile, karena hanya merupakan 8% saja dari berat badannya, bandingkan dengan skeletal kucing, misalnya, merupakan bagian 13% dari berat badannya. Tulang-tulang yang panjang, terutama tulang belakangnya (lumbal-spinal vertebrae) di “balut” oleh otot (muscles) yang kuat dan bermassa massif, menjadikan tulang belakang kelinci rawan terhadap trauma fisik dan mudah menderita fraktura.

ALAT PENCERNAKAN (APPARATUS DIGESTIVUS)

Alat pencernakan kelinci terdiri dari lambung yang berkelenjar (glandular stomach) dan usus caecum yang relative besar. Lambungnya sederhana, berdinding tipis dan dengan jelas ada separasi-separasi atau kitab-kitab kelenjar (separated glandular) dan ada bagian yang tidak berkelenjar (non glandular areas). Ujung Ilium nya berkembang dan membentuk sacculus rotundus yang berdinding tipis. Didalam sacculus rotundus ini terdapat banyak sekali jaringan limfe yang mempunyai susunan menyerupai sarang lebah (honey comb). Caecum nya besar dan memiliki kapasitas 10 kali lebih besar dibandingkan kapasitas lambungnya. Dindingnya tipis dan memakan ruangan (voluminous) banyak didalam rongga abdomen. Dalam caecum ini lah terutama pencernakan selulosa (cellulose) berlangsung. Sebenarnya kelinci adalah tergolong herbivore.

FESES KELINCI

Kelinci akan menghasilkan 2 (dua) jenis feses, yakni

  1. Feses berbentuk pellets lembek dan berlendir (mucous pellets) yang disebut cecotrope. Cecotrope ini dibentuk didalam caecum dan didefikasikan pada pagi hari sekali bahkan dimalam hari (night feces), sehingga biasanya pemelihara/pemilik kadang tidak mengetahuinya. Cecotrope dihasilkan sekitar 4-8 jam setelah makan dan segera dikeluarkan lewat anus
  2. Feses yang berbentuk pellets kering (dry pellets). Feses kering ini dihasilkan selama 4 jam pertama setelah diberi makan dan belum dicerna secara sempurna.

ALAT KELAMIN (APPARATUS UROGENITALIS)

Dari aspek anatomi, seperti halnya pada kucing, kelinci jantan mempunyai alat kelamin menghadap kebelakang (caudal) dan tidak mempunyai tulang penis (os penis). Scrotumnya terletak disebelah depan (cranial) dari penis nya. Saluran selangkangnya (inguinal cannal) berhubungan dengan kantong selangkang (inguinal pouches) dan tetap terbuka selama hidupnya, sehingga testikelnya dapat keluar masuk ke dan dari rongga abdomen.
Pada kelinci betina, tanduk rahimnya (cornua uteri) panjang dan terpisah dan terbuka kedalam vagina melalui dua lobang (cervices). Saluran kencing (urethra) membuka juga kedalam vagina dan membentuk vestibula uro-genital sinus. Umumnya lobang urogenital pada kelinci betina hanya satu. Karakteristik apparatus genitalis inilah yang membedakan kelinci dengan bangsa rodentia lainnya, dimana lobang kencing dan kelamin (vagina) terpisah.

JENIS KELAMIN

Bagi yang belum berpengalaman, menentukan jenis kelamin kelinci muda memang agak sulit. Dengan cara mencototkan (everting) jaringan perennial, jenis kelamin kelinci dapat diidentifikasi. Kelinci jantan mempunyai selubung penis (tubular penis) dengan lobang bukaan yang bulat. Yang betinanya mempunyai celah sebagai lobang vulva. Penis (jantan) maupun vulva (betina) terletak didepan bawah (cranioventral) dari anus.
Untuk menentukan jenis kelamin kelinci dewasa, maka penis dapat di procotkan dari kulit kulupnya (prepuce), sedangkan testikelnya dapat di palpasi adanya.

PERILAKU SEKSUAL

Kelinci adalah bangsa “induced ovulators”. Meskipun kelinci betina tidak mengenal masa estrus (estrous periods), namun betina kelinci mempunyai 7-10 hari masa kawin yang diikuti dengan 1-2 hari masa inaktif (period of inactivity). Masa birahi atau suburnya (receptivity) biasanya ditandai dengan pembengkakkan dan warna kemerahan pada vulva dan perilaku mem-persilahkan jantannya melakukan gerakan-gerakan mengawini.
Kelinci betina dapat tetap “menerima jantannya” meskipun sedang bunting dan atau sedang menyusui anak-anaknya. Puncak libido seksualnya pada hari ke 26-39 setiap paska melahirkan.
Kelinci mempunyai masa berbiak (breeding life) rata-rata antara umur 4,5 bulan sampai usia 4 tahun dan dapat melahirkan anak antara 7-11 ekor setiap kelahiran (litter), kemudian dengan bertambahnya usia jumlah anaknya menurun. Penurunan angka jumlahnya litter ini mungkin sekali secara fisiologik karena terjadinya fibrosis endometrial yang progresif (progressive endometrial fibrosis) sehingga menyebabkan tidak dapatnya sel telur “tertanam” didalam uterus. Data-data fisiologik kelinci disajikan dalam table sbb:

DATA FISIOLOGI KELINCI


          Berat badan Jantan dewasa (buck)                     2-5 kg
          Berat badan betina dewasa (doe)                      2-6 kg
          Berat ketika lahir                                            30-80 gram
          Suhu badan (rectal)                                        38,5-40 C
          Kesempatan hidup (life span)                            5-15 tahun
          Porsi makanan                                                5-100 gram/hari
          Kebutuhan minum                                           5-100 ml/hari
          Gastro intestinal transit time                            4-5 jam
          Dewasa kelamin (jantan)                                  6-10 bulan
          Dewasa kelamin (betina)                                  4-9 bulan
          Masa fertile (dapat bunting)                              4,5 bulan – 4 tahun
          Periode menstruasi                                          induced ovulation
          Masa bunting                                                  29-35 hari
          Jumlah anak per kelahiran (litter size)                4-10 ekor
          Umur sapih                                                    4-6 minggu
          Respirasi                                                       30-60/menit
          Volume tidal                                                  4-6 ml/kg
          Sistole/diastole                                               130-325 detakan/menit


KEBUTUHAN NUTRISI

Makanan kelinci komersial (bikinan pabrik) umumnya di peruntukkan kelinci penghasil daging dan kulit/bulunya. Untuk kelinci sebagai hewan kesayangan (pet rabbits), makanan komersial kurang cocok karena tidak selalu imbang peruntukannya. Makanan komersial umumnya tinggi energinya dan kurang serat kasarnya (fiber).
Ketidak mampuan kelinci memuntahkan makanan (regurgitasi) dan sem-pitnya saluran pyloricnya (pyloric lumen) merupakan keadaan predisposisi terjadinya sumbatan khususnya oleh bulu-bulu yang ikut tertelan yang di-kemudian hari membentuk bola rambut/bulu (hairball) didalam saluran pen cernakannya.
Seperti halnya pada kucing, bola rambut sering terjadi. Pencegahannya antara lain dengan pemberian makanan tinggi serat (high fiber diets), memberi lingkungan (habitat) sealami mungkin, jauhkan dari yang dapat membuat stress dan kebosanan (stress and boredom). Kelinci juga seperti halnya kucing gemar bersolek diri dengan menjilati dan menggigit tubuhnya (berarti bulunya) sendiri dengan gigi dan lidahnya, sehingga bulu/rambut ikut tertelan.
Nutrisi terbaik untuk kelinci sebagai hewan kesayangan adalah yang mengandung tinggi kadar serat antara 18-24% dan kandungan protein kasarnya (crude protein) 14-17%. Makanan ini berupa pellets dan dosis makannya adalah ¼ cangkir untuk setiap 2,3 kg berat badannya dan dibagi kedalam 2X pemberian perharinya. Sedangkan sayuran (hijauan) misalnya: kale mustard, wortel, brokoli, dll. dapat diberikan sepuas-puasnya (ad libitum).  Pada waktu kelinci betina bunting, nutrisinya dapat ditambah pellets nya untuk memenuhi tambahan kebutuhan energi dan protein.
Mikroflora dalam alat pencernakan (intestinal microflora) memegang peranan penting dalam proses pencernakan, tetapi mikroflora ini sangat sensitive terhadap kondisi pH didalam pencernakan (intestinal osmolarity pH) dan beberapa factor lainnya lagi. Oleh karena itu pergantian makanan, terutama untuk kelinci yang muda (usia 4-12 minggu) harus dilakukan setapak demi setapak selama 4-5 hari. Selama masa itu sebaiknya pola makan lama dan yang baru diproposionalkan pergantiannya dengan maksud tidak meng-ganggu hidupnya mikroflora.
Kelinci yang barusan disapih sangat sensitive terhadap makanan yang tinggi karbohidrat. Kejadian enterotoksimia berkaitan dengan pemberian makanan tinggi karbohidrat ini. Dalam client education, perihal nutrisi sangat penting karena nutrisi termasuk kedalam kedokteran preventif, misalnya banyak orang/clients mengira bahwa wortel dan lettuce itu baik bagi kelinci, padahal pemberiannya ada batasnya.

PERKANDANGAN

Meskipun kelinci baik dikandangkan didalam kandang yang berlantaikan kawat ayam (1 x 2,5 cm), seyogyanya disebelah sisi diberikan lantai misalnya dari plexiglass atau fiberglas. Banyak kandang kelinci bikinan pabrik untuk pemeliharaan kelinci didalam rumah (indoor). Kandang kelinci harus mempunyai ventilasi (pergantian udara) yang baik dan yang mudah di bersihkan.
Didalam lingkungan dengan kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 29,5 C menyebabkan kelinci menderita stress berat bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak. Kelinci yang dibiakkan dapat menjadi mandul apalagi untuk bangsa kelinci berbulu tebal/lebat atau kelinci yang cukup tua usianya. Bagi yang sedang bunting atau barusan dilahirkan kondisi seperti tsb menyebabkan mortalitas tinggi. Rumput kering (grass gray) baik dipakai sebagai penghangat (semacam kasur) dan empuk karena edible, meskipun banyak penyayang kelinci lebih suka menggunakan bahan inedible yang dapat diserap seperti: serpihan kayu atau bahan selulosa yang dijual (pelleted cellulose).
Karpet seyogyanya tidak dipakai untuk alas kandang kelinci untuk tidur atau sarang karena karpet sulit dibersihkan dari bulu-bulu kelinci yang rontoq, disamping itu kelinci suka mengkrikitinya. Potongan cedar juga jangan dipakai karena suka berdebu dan berpotensi sebagai “irritating oils” yang mungkin mencemari atau melekat/lengket.
Untuk pemeliharaan kelinci diluar rumah (outdoor), harus dilengkapi dengan tempat beristirahat dan berteduh (shelter and shade). Seperti halnya dengan spesies lainnya system perkandangan dan sanitasi merupakan syarat ma-nagemen umum.
Kelinci kesayangan yang dipelihara didalam rumah (indoor rabbits), bila se-dang tidak diajak bermain atau bercengkerema harus dimasukkan kedalam kandangnya, karena naluri kelinci adalah binatang mengkrikiti (rodent), jadi mungkin saja karpet, furniture, kabel, dll akan dikrikiti, dirusak, bahkan termakan yang dapat membahayakan alat pencernakannya, misalnya : keracunan, sumbatan didalam usus, dll.
Kelinci juga sensitive terhadap perubahan suhu lingkungan, misalnya dari dalam rumah kemudian dikeluarkan dari kandangnya, dari indoor ke outdoor, perubahan lingkungan (draft) yang berlebihan (excessive draft), dll
Harus berhati-hati juga dijaga terhadap predator yang ada disekelilingnya (anjing, kucing, serangga, tawon, anak nakal, dll.


TEKNIK MEMERIKSA KELINCI

Cara menguasai (restraint methods)

Kelinci yang sedang meronta-ronta sangat rawan terhadap terjadinya luxatio atau fraktura terutama pada tulang lumbarnya (os lumbar vertebralis), karena itu menguasai kelinci secara fisik perlu mendapat perhatian.
Kelinci dapat digendong sambil dibelai pada bagian bahunya dengan sebelah tangan seraya menempatkan kepalanya dibawah lengan dan menempatkan tangan lainnya dibawah rump untuk menunjang berat badannya (lihat lampiran, figure-1).
Cara lainnya adalah dengan menjumput seperempat bagian tubuh belakang nya untuk mencegah kelinci untuk tidak menendang.
Menguasai kelinci secara fisik dapat pula dilakukan dengan mendekatinya dari belakang dan menempatkan kedua tangan kita dibawah ketiaknya melebar kekaki depannya dan sisipkan dengan rata tangan yang lainnya kebawah bagian abdomen melebar kearah kaki belakangnya. Dengan cara demikian tulang belakang kelinci akan terjaga dengan memegang bagian abdomen. Setelah terkuasai dengan baik dan aman, Dokter Hewan dapat memeriksa kelinci dengan seksama dan melakukan pengobatan.
Membungkus kelinci dengan handoek atau menempatkan kelinci kedalam kantong (yang dibuat dari kain yang tebal tetapi empuk) dapat pula di lakukan.

Pemeriksaan umum

Dokter Hewan harus melakukan client education, bahwa kelinci sebagai pet animal perlu pemeriksaan umum sekali setahun. Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan terhadap parasit (ekto dan endo) dan analisa darah. Untuk kelinci yang lebih tua apalagi dalam kecurigaan mengidap sesuatu penyakit diperlukan pemeriksaan kimia-serum (serum chemistry evaluation). Hal ini disebabkan karena kelinci pandai menyembunyikan penyakitnya, sehingga sulit diketahui oleh pemilik bahkan oleh pemelihara sehari-harinya sekalipun. Baru setelah perilaku kelinci dapat diamati agak lama dan berubah, barulah sadar bahwa kelincinya sakit sudah agak lanjut. Jarang sekali kelinci dibawa ke Dokter Hewan karena menderita penyakit yang akut.
Pada dasarnya pelaksanaan pemeriksaan umum sama dengan pada spesies hewan lainnya. Pemeriksaan harus dilaksanakan secara sistematis. Lakukan mulai dari memeriksa telinga karena kemungkinan adanya otitis, mites, dll.
Rongga mulut perlu diteliti dengan cermat kemungkinan adanya mal occlusion. Kemudian periksa bagian abdomen dengan palpasi, mungkin dapat diraba sesuatu yang keras (misalnya: batu kandung kencing, bola rambut, dsb).
Lakukan penimbangan berat badan, banyak sekali kelinci kesayangan yang menderita obesitas. Vaksinasi pada kelinci sepanjang saat ini belum dilakukan.
Untuk memeriksa rongga mulut diperlukan otoscope yang bidang lihatnya luas. Vaginoscope yang berlampu (vaginal speculum) untuk anjing dapat dipergunakan untuk membuka mulut dan mempertahankan agar pipi dan rahangnya tetap terbuka yang memberi fasilitas kepada Dokter Hewan untuk memeriksa. Untuk memeriksa pasien kelinci ada kalanya obat sedative diperlukan.


HARGA NORMAL CBC DAN PROFIL KIMIA SERUM KELINCI

Parameter                                                          Nilai normal

CBC


     Hb (g/dl)                                                       8-17,5
     PCV (%)                                                        30-50
     RBC (x 106/ul )                                               4-8
     Platelets (x 103/ul)                                          290-650
     WBC (x 103/ul)                                               5-12
              Neutrophils (%)                                    35-55
              Lymph (%)                                          25-50
              Mono (%)                                            2-10
              Eos (%)                                               0-5
              Baso (%)                                             2-7


PROFIL KIMIA SERUM


     ALP (IU/L)                                                      4-16
     ALT (IU/L)                                                      14-80
     AST (IU/L)                                                     14-113
     Bicarbonate (mEq/L)                                        16,2-31,8
     Total bilirubin (mg/dl)                                      0-0,75
     Calcium (mg/dl)                                              8-14
     Chloride (mEq/L)                                            92-112
     Cholesterol (mg/dl)                                         35-60
     Creatinine (mg/dl)                                           0,8-2,5
     Glucose (mg/dl)                                              75-150
     LDH (IU/L)                                                     34-129
     Total lipids (mg/dl)                                          280-350
     Phosphorous (mg/dl)                                       2,3-6,9
     Potassium (mEq/L)                                          3-7-6,8
     Total protein (g/dl)                                          5,4-7,5
              Albumin (g/dl)                                      2,5-4,5
              Globulin (g/dl)                                      1,9-3,5
     Sodium (mEq/L)                                             138-155
     Triglycerides (mg/dl)                                       124-156
     Urea nitrogen (mg/dl)                                      15-30


Injection & Venipuncture

Cara2 suntikan

Sebagaimana pada spesies lain, maka memberikan suntikan untuk kelinci dapat dilakukan per intramuskuler, intravenous, intraperitonium atau intraoseus (melalui tulang).
Untuk suntikan intramuskuler, tempat suntikan paling aman adalah pada m. quadriceps atau kelompok otot kaki belakang dengan spuit uk 23-25 ga.
Untuk suntikan intravenous melalui v. saphena lateralis atau v.cephalica (lihat lampiran, figure 2). Untuk melakukan suntikan intravenous disini memang agak sulit apalagi kalau kelinci sedang shock atau meronta. Banyak Dokter Hewan praktisi menggunakan v. auriculo marginalis (lihat lampiran, figure-3).
Suntikan intravenous seyogyanya dilakukan bila dalam keadaan darurat saja, karena berpotensi terjadinya iritasi perivaskuler yang dapat menye babkan batas pinggir pinna nekrosis dan mengelotok/mengelupas (to slough).
Sedangkan suntikan melalui tulang (peroseous) dapat dilakukan melalui fossa trochanterica dari os femur dengan menggunakan jarum spinal (spinal needle).

Pengambilan sample darah

Untuk memperoleh sample darah untuk analisa darah, maka sample darah dapat diperoleh dari art. Auriculo centralis dengan memencet arteria dengan jari-jari agar terjadi vasodilatasi v. saphena lateralis, v. jugularis atau v. cephalica. (lihat lampiran, figure-5).
Gunakan spuit ukuran 23-25 ga, kalau vena-vena dimaksud terlalu kecil, maka gunakan spuit uk. 27 ga.
Untuk memperoleh sample darah sedikit saja dapat diperoleh dari v. auriculo marginalis. Untuk memperoleh sample darah setetes saja dapat diperoleh dengan tusukan (clipped) pada kuku jari.
Untuk melakukan phlebotomy paling baik dengan menguasai kelinci kedalam kantong kain (seperti telah disinggung terhahulu) atau kelinci dibungkus kain handoek tebal termasuk menutup matanya.
Obat-obatan dalam kedokteran Kelinci

Didalam daftar disajikan obat-obatan yang dipakai dalam kedokteran kelinci meliputi untuk anesthesia, anti-infeksi,dll.
Pilihan antibiotika untuk kelinci hanya terbatas karena banyak antibiotika yang juga akan mematikan mikroflora yang dibutuhkan, difihak lain  menyebabkan mikro-organisme pathogen malah menginvasi kedalam tubuh menyebabkan kelainan fungsi alat pencernakan. Pada daftar juga disajikan obat-obatan yang dapat meracuni kelinci.



OBAT ANTI-INFEKSI UNTUK KELINCI


Nama obat                                              Dosis, aplikasi dan frekwensi

Amikacin sulfate                               10 mg/kg sc atau im setiap 8-12 jam

Amprolium 9.6% solution                   1 ml/7 kg peroral 1Xsehari selama 5 hari

Carbaryl 5% powder                         Taburkan 2x seminggu

Chloramphenicol palmitate                 30-50 mg/kg peroral setiap 12 jam selama 5-7 hari

Chloramphenicol sodium succinate       30 mg/kg im atau iv tiap 8 jam selama 5-7 hari

Doxycycline                                     2,5 mg/kg peroral setiap 12 jam

Enrofloxacin                                     5-10 mg/kg peroral, im atau sc tiap 12 jam

Fenbendazole                                   10-20 mg/kg peroral diulang setelah 2 minggu

Gentamicin sulfate                            2,5 mg/kg sc/im tiap 8 jam selama 5 hari

Griseofulvin                                     12,5-25 mg/kg peroral tiap 12 jam selama 30 hari

Ivermectin 1% solution                      0,2-0,4 mg/kg sc diulang setelah 10-14 hari

Lime sulfur                                      Celup tiap minggu sampai 4-6 X (hati-hati)

Metronidazole                                   20 mg/kg peroral tiap 12 jam

Neomycin                                        30 mg/kg peroral tiap 12 jam selama 5 hari

Oxytetracycline                                15 mg/kg im tiap 8 jam selama 7 hari

Penicillin, benzathene                        42000-60000 IU/kg im tiap 48 jam selama 3-4 X

Piperazine salt                                  200 mg/kg peroral diulang setelah 2-3 minggu

Praziquantel                                     5-10 mg/kg peroral, sc, im diulang setelah 10 hari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar